Oleh :
Hadi Riyadi
Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh
seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan
(absorbsi), dan penggunaan (utilization) zat gizi makanan. Status gizi seseorang tersebut dapat diukur
dan diasses (dinilai).
Dengan menilai status gizi seseorang atau sekelompok orang, maka dapat
diketahui apakah seseorang atau sekelompok orang tersebut status gizinya tergolong
normal ataukah tidak normal.
Antropometri adalah pengukuran bagian-bagian tubuh.
Perubahan dalam dimensi-dimensi tubuh merefleksikan keadaan kesehatan dan
kesejahteraan seseorang atau penduduk tertentu.
Antropometri digunakan untuk menilai dan memprediksi status gizi,
performan, kesehatan dan kelangsungan hidup seseorang dan merefleksikan keadaan
sosial ekonomi atau kesejahreraan penduduk.
Antropometri merupakan pengukuran status gizi yang sangat
luas digunakan. Alasan penggunaan
antropometri yang luas tersebut adalah :
a.
Kehandalannya dalam menilai dan
memprediksi status gizi dan masalah kesehatan dan sosial ekonomi.
b.
Mudah digunakan dan relatif tidak mahal.
c.
Alat ukur yang non-invasive (tidak
membuat trauma bagi orang yang diukur).
Ukuran yang biasa digunakan
adalah tinggi badan (atau panjang badan), berat badan, lengkar lengan atas, dan
umur. Tinggi dan berat badan paling
sering digunakan dalam pengukuran karena dapat membantu mengevaluasi
pertumbuhan anak-anak dan menentukan status gizi orang dewasa. Indeks massa tubuh (IMT) merupakan indikator
yang paling sering digunakan untuk mendeteksi masalah gizi pada seseorang.
Antropometri dapat digunakan
untuk berbagai tujuan, tergantung pada indikator antropometri yang dipilih. Sebagai contoh, indeks massa tubuh (IMT)
merupakan indikator kekurusan dan kegemukan.
Pengukuran IMT merupakan cara yang paling murah dan mudah dalam
mendeteksi masalah kegemukan di suatu wilayah.
Masalah kegemukan sekarang ini semakin meningkat dengan semakin meningkatnya
kesejahteraan masyarakat dan peningkatan kemajuan teknologi yang memungkinkan
aktivitas masyarakat semakin rendah.
Peningkatan masalah kegemukan ini saat erat kaitannya dengan berbagai
penyakit kronis degeneratif, seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung koroner,
kanker, dll.
Bagaimana mengukur IMT?
Pengukuran IMT dapat dilakukan
pada anak-anak, remaja maupun orang dewasa.
Pada anak-anak dan remaja pengukuran IMT sangat terkait dengan umurnya,
karena dengan perubahan umur terjadi perubahan komposisi tubuh dan densitas
tubuh. Karena itu, pada anak-anak dan
remaja digunakan indikator IMT menurut umur, biasa disimbolkan dengan IMT/U.
IMT adalah perbandingan antara
berat badan dengan tinggi badan kuadrat.
Cara pengukurannya adalah pertama-tama ukur berat badan dan tinggi badannya. Selanjutnya dihitung IMT-nya, yaitu :
Berat badan (kg)
IMT = ----------------------------------------------
Tinggi badan 2 (meter)
Dimana : berat badan
dalam satuan kg, sedangkan tinggi badan dalam satuan meter.
Untuk menentukan status gizi anak balita (usia 0-60 bulan), nilai IMT-nya
harus dibandingkan dengan nilai IMT standar WHO 2005 (WHO, 2006); sedangkan
pada anak dan remaja usia 5-19 tahun nilai IMT-nya harus dibandingkan dengan
referensi WHO/NCHS 2007 (WHO, 2007). Pada
saat ini, yang paling sering dilakukan untuk menyatakan indeks tersebut adalah dengan
Z-skor atau persentil.
Ø
Z-skor :
deviasi nilai seseorang dari nilai median populasi referensi dibagi dengan
simpangan baku populasi referensi.
Ø
Persentil :
tingkatan posisi seseorang pada distribusi referensi (WHO/NCHS), yang dijelaskan
dengan nilai seseorang sama atau lebih besar daripada nilai persentase kelompok
populasi.
Z-skor paling sering
digunakan. Secara teoritis, Z-skor dapat
dihitung dengan cara berikut :
Nilai IMT yang diukur – Median Nilai IMT (referensi)
Z-Skor = -------------------------------------------------------------
Standar Deviasi dari
standar/referensi
Bagaimana klasifikasi status gizinya?.
Klasifikasi dapat dilakukan menurut berbagai lembaga. Klasifikasi WHO agak sedikit berbeda dengan
klasifikasi menurut Kementerian Kesehatan RI.
Klasifikasi status gizi pada IMT yang dihitung dengan menggunakan Z-skor
menurut WHO dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Klasifikasi IMT menurut WHO (1995)
Nilai Z-skor
|
Klasifikasi
|
z-skor ≥ +2
|
Overweight
(kelebihan berat badan atau gemuk)
|
-2 < z-skor
< +2
|
Normal
|
-3 < z-skor < -2
|
Kurus
|
z-skor < -3
|
Sangat kurus
|
Klasifikasi menurut Kemenkes RI (2010) dibedakan pada kelompok usia 0-60
bulan dengan kelompok usia 5-18 bulan.
Klasifikasi IMT untuk usia 0-60 bulan disajikan pada Tabel 2, sedangkan
klasifikasi IMT untuk anak usia 5-18 tahun disajikan pada Tabel 3.
Tabel 2. Klasifikasi IMT menurut Kemenkes RI 2010
untuk anak usia 0-60 bulan
Nilai Z-skor
|
Klasifikasi
|
z-skor ≥ +2
|
Gemuk
|
-2 < z-skor
< +2
|
Normal
|
-3 < z-skor < -2
|
Kurus
|
z-skor < -3
|
Sangat kurus
|
Tabel 3. Klasifikasi IMT menurut Kemenkes RI 2010
untuk anak usia 5-18 tahun
Nilai Z-skor
|
Klasifikasi
|
z-skor ≥ +2
|
Obesitas
|
+1 < z-skor < +2
|
Gemuk
|
-2 < z-skor
< +1
|
Normal
|
-3 < z-skor < -2
|
Kurus
|
z-skor < -3
|
Sangat kurus
|
Sekarang untuk menghitung z-skor IMT/U tersebut bukan hal
yang susah lagi. Kemajuan teknologi
mempermudah hal itu. Software-nya sudah
tersedia di web WHO. Untuk usia 0-60
bulan bisa diunduh disini http://www.who.int/childgrowth/software/en/ dan untuk
usia 5-19 tahun bias diunduh disini http://www.who.int/growthref/tools/en/
Pada orang dewasa, pengukuran
status gizi dilakukan dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT). Perhitungan IMT sama seperti diatas. Hasilnya dibandingkan dengan nilai titik
batas IMT menurut
WHO atau Departemen Kesehatan RI, yang nilai titik batasnya disajikan pada
Tabel 4 dan Tabel 5. Pada orang dewasa
faktor umur tidak dipertimbangkan dalam menghitung IMT. Pada orang dewasa biasanya tinggi badannya
tidak relatif stabil, sehingga variasi yang terjadi hanya pada berat badannya.
Klasifikasi
|
Interpretasi
|
< 16,0
|
Severe thinness
|
16,00 – 16,99
|
Moderate thinness
|
17,00 – 18,49
|
Mild thinness
|
18,50 – 24,99
|
Normal
|
25,00 – 29,99
|
Grade 1 overweight
|
30,00 – 39,99
|
Grade 2 overweight
|
≥ 40,0
|
Grade 3 overweight
|
Tabel 5. Klasifikasi IMT Dewasa menurut Kemenkes RI
(2003)
Kategori
IMT
|
Klasifikasi
|
< 17,0
|
Kurus
(kekurangan berat badan tingkat berat)
|
17,0 – 18,4
|
Kurus
(kekurangan berat badan tingkat ringan)
|
18,5 – 25,0
|
normal
|
25,1 – 27,0
|
Kegemukan
(kelebihan berat badan tingkat ringan)
|
> 27,0
|
Gemuk
(kelebihan berat badan tingkat berat)
|
Kelemahan penggunaan IMT
Penggunaan
IMT mempunyai kelemahan. Kelemahan yang
terjadi adalah dalam menentukan obesitas.
Kita tahu bahwa obesitas adalah kelebihan lemak tubuh. IMT hanya
mengukur berat badan dan tinggi badan.
Kelebihan berat badan tidak selalu identik dengan kelebihan lemak. Berat badan terdiri dari lemak, air, otot
(protein), dan mineral. Pada seorang
yang sangat aktif, misalkan olahragawan, maka biasanya komposisi lemak tubuhnya
relatif rendah dan komposisi ototnya relatif tinggi. Pada orang yang sangat aktif IMT yang tinggi
tidak berarti kelebihan lemak tubuh atau bukan obes.
Daftar Putaka :
Gibson,
R.S. 2005. Principles of Nutritional Assessment. Second Edition. Oxford University Press, New
York.
Kemenkes
RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia N0. 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak.
Preedy
VR. 2012. Handbook of Anthropometry : Physical Measures
of Human Form in Health and Disease. Springer, New York.
WHO. 1995.
Physical Status : the Use and
Interpretation of Anthropometry. Report
of a WHO Expert Committee. WHO, Geneva.
WHO.
2006. WHO Child Growth Standards. WHO, Geneva.
WHO.
2007. WHO Reference 2007 for Child and
Adolescent. WHO, Geneva.
8 comments:
Pak Hadi yth, saya menemukan tulisan yang ternyata sama persis dengan tulisan bapak ini
"http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Cerika%20Rismayanthi,%20S.Or./BAHAN%20AJAR%20IMT.pdf"
Terimakasih telah memberi informasi ini pada saya...
Wah ini dosen plagiat...100% tulisan saya diambil dicantumkan di web dia tanpa ada ijin atau menyebutkan sumbernya bahkan diaku tulisan dia...
Terima kasih bapak, saya mengerti dan memahami kekhilafan dan kesalahan saya sangat besar, namun dengan kemurahan hati bapak dapat memaafkan kesalahan saya. Semoga ini dapat dijadikan pengalaman yang berharga bagi saya utk bisa lebih berhati-hati dan lebih teliti serta mengikuti pedoman dan peraturan penulisan ilmiah yang benar. Saya sangat berterimakasih atas kesempatan yang diberikan oleh bapak, sehingga saya bisa mengungkapkan penyesalan saya dan permohonan maaf atas kesalahan saya. Saya ucapkan banyak terimakasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Pa saya masih bingung cara bacanya... Tabel untk anak... Saya sudh dpt imt nya.... Contnya anak umur 6.10 thn... Imtnya 13.2 dia masuk -2 atw -3 yahhh?????? Trima kasihhh
Pak mau tanya cara menghitung IMT/u untuk anak remaja
bagaiamna.. kalau pake z-score makasih pak. .
Pak mau tanya cara menghitung IMT/u untuk anak remaja
bagaiamna.. kalau pake z-score makasih pak. .
bila saya ingin menambahkan untuk referensi bagaimana pak ? terbitan ? dan penerbitannya ?
Post a Comment