Oleh : Hadi Riyadi
Proses penuaan kulit merupakan sesuatu yang tidak
terhindarkan. Tetapi kita dapat
memperlambat proses tersebut dan melakukan hal yang terbaik dengan gen yang
kita miliki. Proses penuaan kulit terjadi di beberapa lapisan kulit. Pada lapisan kulit paling luar, yaitu
epidermis, terjadi penuaan yang ditandai dengan penurunan melanosit. Melanosit merupakan sel-sel yang menghasilkan
pigmen warna dalam kulit ketika kita terpapar sinar ultraviolet, sebagai bagian
dari mekanisme perlindungan kulit terhadap kerusakan . Sehingga dengan penuaan, kulit sangat
beresiko rusak akibat pembentukan radikal bebas dan rawan terhadap kanker. Sel-sel imunologi yang dikenal sebagai sel
Langerhans juga mulai menurun jumlahnya, yang berpotensi mengurangi fungsi
perlindungan kulit terhadap patogen.
Kulit juga mulai pudar akibat kekurangan suplai oksigen dan zat gizi,
yang biasanya disuplai dari lapisan dermis (dalam). Hal ini akibat kontak epidermis dan dermis
mulai menurun. Dan dampaknya fungsi sel
lapisan luar kulit memburuk yang menyebabkan kulit menjadi pudar dan mati. Hal lain adalah dengan semakin meningkatnya
umur, lapisan epidermis semakin menipis sebagai akibat dari laju pembentukan sel
kulit juga semakin menurun dibandingkan laju degradasinya. Sebagai akibatnya kulit kelihatan lebih
kendor.
Penuaan berakibat yang sangat besar terhadap dermis
(lapisan kulit bagian dalam). Sel-sel fibroblast yang bertanggungjawab untuk
pembentukan kolagen mulai mengkerut, yang menyebabkan jumlah kolagen yang
dibentuk menurun. Kolagen dan elastin,
serta ditambah matriks ekstraselular , merupakan struktur dasar yang
memungkinkan kulit mempertahankan elastisitasnya dan mempertahankan struktur tampak-mudanya. Dengan semakin menua, kolagen juga semakin
menipis, karena adanya peningkatan enzim metalloproteinase yang berfungsi
memecah kolagen. Akibatnya elastisitas
dan kemampuan struturalnya menjadi menurun.
Dermis merupakan tempat suplai darah untuk kulit. Dengan penuaan terjadi penurunan pembuluh
darah, dan sirkulasi ke daerah ini juga menurun. Hal ini menyebabkan penurunan jumlah oksigen
dan zat gizi yang dikirim kesini. Inilah
alasannya mengapa kulit yang menua mulai tampak pucat dan terasa lebih
dingin. Ini karena aliran darah ke darah
ini lebih sedikit. Dua alasan inilah
yang menyebabkan densitas dermis keseluruhan menjadi menurun selama penuaan.
Penuaan juga terjadi pada lapisan subkutan. Lapisan tebal lemak ini, yang terutama terdiri dari lemak dan
serat kolagen, juga semakin menipis.
Level lemak di daerah ini mulai menurun, yang menyebabkan kulit menjadi
kurang sempurna (tidak kencang). Hal ini
juga mempengaruhi termoregulasi (pengaturan suhu tubuh), sehingga insulasi alaminya
semakin berkurang.
Peran makanan indeks glikemiks rendah
Akhir-akhir ini, terutama dinegara maju dan juga di
perkotaan negara berkembang, masyarakatnya semakin marak mengadopsi diet barat
yang tinggi kandungan karbohidrat sederhana, seperti glukosa. Makanan tersebut bisa berupa makanan utama
maupun selingan (snack). Makanan
tersebut seperti beras putih (giling sempurna), roti putih, pasta putih,
minuman bersoda, manan siap makan, snack bars, dll. Sebagian makanan tersebut seringkali juga
sangat kurang kandungan zat gizi mikro dan antioksidannya, serta tinggi
komponen pembentuk radikal bebasnya, sehingga hal ini akan menjadi malapetaka
bagi gula darah kita.
Jenis makanan yang tinggi kandungan gula sederhananya
akan menyebabkan gula tersebut lebih cepat masuk dalam aliran darah, yang akan
meningkatkan gula darah secara dramatis.
Respon tubuh terhadap hal ini adalah dengan melepaskan hormon insulin,
yang mendorong sel-sel dalam tubuh untuk menyerap kelebihan gula tersebut
sesegera /secepat mungkin. Hal ini
karena kadar gula darah yang tinggi tersebut akan mengancam kehidupan
seseorang. Sekarang kita tahu bahwa
proses seperti ini yang berlangsung jangka panjang sangat berkaitan dengan
penyakit degeneratif, seperti diabetes.
Yang paling menarik adalah peningkatan gula darah tersebut menyebabkan
gangguan pada kulit.
Lantas, apa yang terjadi?. Yang terjadi adalah “collagen cross linking’. Disini terjadi apa yang kita sebut reaksi
‘glycation’. Reaksi ini menyebabkan
bahan menjadi kaku akibat pertautan-silang kolagen dan serat elastin. Ini berarti keduanya bersatu, sehingga
kehilangan kemampuannya untuk meregang, yang membuatnya rapuh. Hal ini membuat kulit kehilangan
elastisitasnya dan secara cepat akan menghasilkan kerutan di kulit. Karena itu untuk mengurangi dampak ini
kuncinya adalah kita harus makan dengan diet indeks glikemiks (IG) rendah.
Makanan IG rendah
Indeks Glikemik merupakan angka yang menunjukkan potensi
peningkatan glukosa darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan atau
secara sederhana juga disebut sebagai tingkatan atau rangking pangan menurut
efeknya terhadap kadar glukosa darah. IG mengklasifikasikan makanan kaya
karbohidrat berdasarkan respon glukosa darah mereka dibandingkan makanan
standar (biasanya roti atau larutan glukosa) (Jenkins et al . 1981).
Nilai indeks glikemik bervariasi dalam bahan pangan, nilai IG tinggi
diatas 85, sedang antara 60-85 dan rendah bila kurang dari 60.
Makanan dengan IG rendah sangat baik untuk memperlambat
penuaan kulit. Makanan dengan IG rendah
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Makanan dengan Indeks Glikemik (IG) rendah (< 60)
No.
|
Jenis Pangan
|
Indeks Glikemik (IG)
|
1.
|
Beras, pera
|
56
|
3.
|
Spagheti
|
42
|
4.
|
Wortel, rebus
|
49
|
5.
|
Jagung manis
|
55
|
6.
|
Susu, skim
|
32
|
7.
|
Yogurt, rendah lemak
|
33
|
8.
|
Es krim
|
60
|
9.
|
Buncis
|
48
|
10.
|
Kacang merah
|
27
|
13.
|
Fruktosa
|
23
|
16.
|
Apel
|
38
|
17.
|
Pisang
|
55
|
18.
|
Jeruk (orange)
|
44
|
19.
|
Jus orange
|
46
|
21.
|
Keripik kentang
|
54
|
23.
|
Jagung*)
|
53
|
25.
|
Susu coklat*)
|
43
|
27.
|
Mangga*)
|
51
|
28.
|
Jus apel*)
|
40
|
29.
|
Jus tomat
|
38
|
30.
|
Pear*)
|
38
|
31.
|
Kentang, rebus*)
|
50
|
32.
|
Xylitol*)
|
8
|
34.
|
Pasta*)
|
48
|
35.
|
Mie**)
|
53
|
Sumber : Wardlaw, et. al. (2010); *)Brown JE (2011)
Daftar Pustaka
Brown JE. 2011. Nutrition
Now. Sixth Edition. Belmont, CA : Wadsworth.
Krutmann J and Humbert P (Editors). 2011. Nutrition
for Healthy Skin : Strategies for Clinical and Cosmetic Practice. London : Springer.
Pinnock D. 2012.
The Clear Skin Cookbook : How the right food can improve your skin. London : Right Way.
Wardlaw G M and Smith
AM. 2010. Contemporary nutrition : a functional
approach. First edition. New York :
McGraw-Hill.
No comments:
Post a Comment