Oleh Hadi Riyadi
Apabila dalam diet (menu) kita sebagian besar
kandungan energinya berasal dari lemak dan produk gula sederhana, maka menu
tersebut dapat mengancam kesehatan. Hal
ini karena: Pertama, lemak dan gula nilai gizinya sangat rendah. Kedua, lemak dan gula meningkatkan
kandungan energi makanan, dan ini memungkinkan terjadinya perkembangan
obesitas. Ketiga, peningkatan
lemak makanan kemungkinan berperan pada perkembangan beberapa penyakit
kronis. Pada bagian lain, beberapa bukti
mendukung tentang manfaat karbohidrat kompleks (termasuk serat) dari makanan pada kesehatan.
Senyawa-senyawa makanan yang berkontribusi terhadap serat
makanan tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim gastrointestinal manusia. Serat makanan bukanlah berwujud kimia tunggal
tetapi campuran beberapa jenis polisakarida yang berbeda dan lignin, yang
bergabung dalam dinding sel tanaman (Tabel 1).
Setiap jenisnya memberikan
peranan fisiologis yang berbeda.
Tabel 1. Klasifikasi Serat , Sumber
dan Efek Fisiologi
Kategori
|
Komponen
|
Pangan sumber
utama
|
Aksi di tubuh
|
Manfaat Kesehatan
|
Tidak
dapat larut, kurang
dapat difermentasi
Non-karbohidrat
Karbohidrat
|
Lignin
Selulosa
Hemiselulosa
Psyllium
Pati
Resistant
|
Sayuran
Gandum
Serealia
Kacang-kacangan
|
Meningkatkan
volume feses
Menurunkan
waktu transit feses di usus.
Memberikan
perasaan kenyang.
|
Mengurangi
konstipasi.
Mengurangi
resiko diverticulosis, pendarahan, dan usus buntu.
Membantu
mengendalikan berat badan.
|
Larut, lebih dapat difermentasi
Karbohidrat
|
Pektin
Gum dan mucilage
Psyllium
Beberapa hemiselulosa
|
Buah
jeruk
Buah-buahan
Kacang-kacangan,
Gandum
Sayuran
|
Menunda pengosongan lambung.
Memperlambat penyerapan glukosa.
Menurunkan
waktu transit feses di usus.
Menurunkan kolesterol
darah melalui
pengikatan oleh empedu.
Menghasikan
molekul lemak yang kecil yang dapat digunakan kolon sebagai suber energi.
Memperlunak
feses.
|
Menurunkan
resiko penyakit jantung.
Menurunkan
resiko penyakit diabetes.
Menurunkan
resiko kanker kolon.
|
Sumber : Whitney E & Rolfes SR. (2011)
Selulosa. Polisakarida yang
paling berlimpah ditemukan dalam tanaman adalah selulosa. Walaupun selulosa tidak dicerna oleh
enzim-enzim pencernaan manusia, ia berperan sebagai subtrat bagi fermentasi
mikroba dan mempunyai kemampuan hidrolik untuk mengikat air, sehingga
memungkinkan fungsi usus lebih efisien.
Lignin. Lignin merupakan
bahan berkayu, yang erat hubungannya dengan selulosa pada tanaman. Walaupun lignin hanya berupa serat
nonkarbohidrat, lignin dikelompokkan dalam polisakarida. Serat-serat lignin kurang dapat dicerna oleh
bakteri usus dibandingkan dengan polisakarida lainnya. Lignin bergabung dengan asa-asam empedu untuk
mencegah penyerapannya.
Peningkatan
konsumsi karbohidrat kompleks dengan sendirinya juga akan diikuti oleh
peningkatan konsumsi serat makanan (dietary fiber). Hasil studi epidemiologi menunjukkan bahwa
penduduk yang mengkonsumsi tinggi serat makanan mempunyai tingkat insiden
kanker kolon dan diverticulosis (suatu gangguan pembengkakan pada usus
besar) yang rendah. Studi lain
melaporkan adanya penurunan kadar kolesterol darah setelah mengkonsumsi menu
tinggi serat makanan yang larut dalam air.
Penemuan ini kemungkinan besar dapat membantu kita untuk menghindari
penyakit jantung koroner. Menu tinggi
serat makanan juga digunakan dalam
pengobatan penyakit diabetes (non-insulin dependent diabetes).
Bagaimana cara
serat makanan melindungi tubuh dari berbagai penyakit tersebut? Mekanisme yang pasti belum diketahui, tetapi
beberapa kemungkinan yang diusulkan
adalah sebagai berikut:
1. Serat kemungkinan
meningkatkan zat karsinogen yang biasanya menyerang dinding sel.
2. Meningkatnya bulk dapat
merangsang gerak peristalsis dan mempercepat waktu transit melalui usus,
sehingga beberapa zat karsinogen hanya mempunyai sedikit kesempatan untuk
berfungsi.
3. Serat kemungkinan
berikatan dengan zat karsinogen, dan selanjutnya memusnahkannya. Serat kemungkinan juga mengikat dan
mengeksresikan garam-garam empedu, sehingga dapat menurunkan kadar
kolesterol. Karena garam empedu ini
mengandung kolesterol.
4. Laju penyerapan glukosa di
dalam usus halus diperlambat pada orang yang mengkonsumsi menu tinggi serat
makanan.
5. Menu yang tinggi serat
makanan biasanya rendah kandungan lemak dan kolesterol. Hal ini kemungkinan mendukung manfaat nenu
tinggi serat makanan bagi kesehatan tubuh.
Produk
biji-bijian yang utuh mengandung lebih banyak serat yang larut dalam air. Jenis serat
ini dapat meningkatkan volume feses, memaksimalkan efek pelarutan dan
kecepatan transit melalui kolon. Serat
yang larut air memiliki lebih banyak efek pengikatan dan lebih banyak
kemungkinan mengurangi kadar kolesterol serum.
Kecukupan
Serat
Kecukupan serat makanan yang dianjurkan menurut
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2012 untuk orang sehat disajikan pada Tabel
2. Dengan serat yang cukup tersebut
diharapkan seseorang akan terhindar dari penyakit jantung koroner dan mencegah
konstipasi. Prinsipnya kebutuhan serat
adalah 14 gram per 1000 kkal kebutuhan energi.
Tabel
2. Angka kecukupan energi dan serat 2012
Umur
|
Angka Kecukupan Energi
(kkal)
|
Angka Kecukupan Serat
(g)
|
Umur
|
Angka Kecukupan Energi
(kkal)
|
Angka Kecukupan Serat
(g)
|
Anak
|
|
Perempuan
|
|
|
|
0-5 bl
|
550
|
0
|
10-12 th
|
2000
|
28
|
6-11 bl
|
725
|
10
|
13-15 th
|
2125
|
30
|
1-3 th
|
1125
|
16
|
16-18 th
|
2125
|
30
|
4-6 th
|
1600
|
22
|
19-29 th
|
2250
|
32
|
7-9 th
|
1850
|
26
|
30-49 th
|
2150
|
30
|
Laki-laki
|
50-64 th
|
1900
|
27
|
||
10-12 th
|
2100
|
29
|
65-79 th
|
1550
|
22
|
13-15 th
|
2475
|
35
|
80+ th
|
1425
|
20
|
16-18 th
|
2675
|
37
|
Hamil (+an)
|
|
|
19-29 th
|
2725
|
38
|
Trimester 1
|
180
|
3
|
30-49 th
|
2625
|
37
|
Trimester 2
|
300
|
4
|
50-64 th
|
2325
|
33
|
Trimester 3
|
300
|
4
|
65-79 th
|
1900
|
27
|
Menyusui (+an)
|
|
|
80+ th
|
1525
|
21
|
6 bl pertama
|
330
|
5
|
6 bl kedua
|
400
|
6
|
Sumber
: Hardinsyah, Riyadi H, Napitupulu V.
(2012)
Untuk mencegah komplikasi tersebut ketika kita menerapkan
menu tinggi serat makanan, maka harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Tingkatkan
asupan serat secara bertahap selama beberapa minggu agar saluran cerna kita dapat
beradaptasi.
2. Minum
banyak cairan untuk memperlembut serat ketika ia masuk ke saluran cerna.
3. Pilih
pangan yang kaya serat dari berbagai sumber pangan, yaitu buah-buahan,
sayur-sayuran, kacang-kacangan, serealia dan biji-bijian.
Beberapa
serat makanan dapat menghambat penyerapan zat gizi melalui percepatan waktu
transit pangan di saluran cerna dan pengikatan terhadap mineral. Namun demikian, apabila asupan mineral kita
cukup, maka asupan makanan tinggi serat nampaknya tidak akan mengganggu
keseimbangan mineral.
Perlu
diingat bahwa dalam teori gizi lebih banyak tidak selalu berarti lebih
baik. Kita harus selalu memperhatikan
kata kunci dalam mempraktekkan menu yang sehat, yaitu seimbang, cukup gizi, dan
beragam.
Daftar
Pustaka
Hardinsyah, Hadi Riyadi dan Victor Napitupulu. Kecukupan Energi, Protein, Lemak dan
Karbohidrat. WNPG 2012. Jakarta.
Whitney
E & Rolfes SR. 2011. Understanding Nutrition. Twelfth Edition. Belmont : Wadsworth, Cengage Learning.
No comments:
Post a Comment