Laman

Monday, August 22, 2016

Fortifikasi Pangan



Ratusan juta otang tidur setiap malam dengan kelaparan.  Lebih banyak lagi orang di dunia ini mengalami kekurangan gizi, terutama gizi mikro, yaitu vitamin dan mineral, seperti vitamin A, besi, iodium, folat, zinc, dll atau disebut dengan “hidden hunger”.  Kekurangan gizi mikro ini berhubungan dengan gangguan kognitif, penurunan imunitas, peningkatan insiden dan beratnya penyakit infeksi dan kematian.

Di beberapa negara program penanggulangannya bahkan sudah lebih dari 50 tahun, tetapi hingga kini masalah kekurangan gizi mikro masih menghantui sebagian negara, terutama negara berkembang.  Banyak program gizi yang dapat dilakukan, salah satunya yang digadang-gadang mampu mengatasi masalah gizi mikro adalah program fortifikasi gizi.  Contoh program fortifikasi gizi yang paling tua adalah program fortifikasi garam dengan iodium.  Walaupun program fortifikasi iodium sudah berlangsung lebih dari setengah abad, hingga kini masih banyak masalah yang dihadapi. Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) dan Pemerintah Tanzania sebagai tuan rumah sudah melakukan Global Summit on Food Fortification di Arusha, Tanzania tahun 2015 yang lalu dengan tujuan : 1) mereview tantangan dan pencapaian fortifikasi; 2) memahami eviden terkini; 3) memperkuat dan memadukan diantara mitra  langkah kedepan yang lebih baik.

Bagaimana rekomendasi pertemuan tersebut dapat dibaca pada Suplemen “Sight and Life Magazine” yang dapat diunduh disini :


Monday, August 15, 2016

Global Nutrition Report 2016


International Food Policy Research Institute telah mempublikasikan Global Nutrition Report 2016 : From Promise to Impact: Ending Malnutrition by 2030. Pada bulan Juni 2016 yang lalu.  Laporan ini merupakan barometer kemajuan penuntasan masalah gizi di dunia.  Sampai saat ini tantangan masalah gizi yang dihadapi adalah satu dari setiap  tiga penduduk mengalami masalah gizi.  Masalah gizi ini bermanifestasi dalamberbagai cara yang berbeda, yaitu : tumbuh kembang anak yang buruk; seseorang yang kulit dan tulangnya mudah terkena infeksi; atau seseorang yang mengalami kelebihan berat badan atau yang beresiko mengalami penyakit kronis akibat kelebihan asupan gula, garam, atau lemak; atau seseorang yang mengalami defisiensi vitamin dan mineral yang penting. 

Gizi salah dan diet sejauh ini merupakan faktor resiko terbesar bagi beban penyakit global.  Konsekuensi ekonomi akibat hal tersebut adalah kehilangan 11% produk domestik kotor (GDP) setiap tahun di Asia dan Afrika, dimana manfaat yang diperoleh adalah $16 untuk setiap $1 investasi yang dikeluarkan.

Kemajuan program yang dilakukan antar negara sangat bervariasi.  Banyak negara tidak mencapai target penurunan masalah gizi atau tidak berada pada jalur yang tepat.  Karena itu upaya yang dilakukan harus lebih keras lagi, tidak mengandalkan upaya-upaya yang seperti biasa dilakukan.

Aksi yang harus dilakukan untuk menuntaskan masalah gizi adalah :

1.       Membuat pilihan politik untuk mengakhiri semua bentuk gizi salah (malnutrisi).

2.       Berinvestasi lebih banyak bagi program gizi, dan mengalokasikan dana dengan lebih baik.

3.       Mengumpulkan data yang lebih tepat untuk memaksimalkan invesment.

4.       Berinvestasi dalam melakukan solusi yang berbasis eviden dan terbukti, dan mengidentifikasi sesuatu solusi yang baru.

5.       Menangkal gizi salah (malnutrisi) dalam segala bentuknya.

Bagi yang berminat laporan tersebut bisa diunduh pada link berikut : http://ebrary.ifpri.org/utils/getfile/collection/p15738coll2/id/130354/filename/130565.pdf