Asam amino merupakan senyawa penyusun protein. Apakah anda tahu siapa yang menemukan
protein?. Istilah “protein” ditemukan
oleh Jac Berzelius, yang diterima oleh ahli kimia Belanda Gerardus J. Mulder,
yang ditulis dalam Bulletin des Sciences Physiques
et Naturelles en Neerlande in 1838 (Pencharz, 2012). Dengan demikian, istilah protein berasal dari
bahasa Yunani ‘‘proteios”, yang berarti yang menduduki tempat pertama, sudah
kita kenal sejak 175 tahun yang lalu.
Gerardus mendefinisikan protein sebagai senyawa dalam pangan yang
mengandung nitrogen dan dipercayainya merupakan suatu senyawa yang sangat
penting bagi berfungsinya tubuh, yang tanpa senyawa ini, kehidupan tidak
mungkin terjadi. Sekarang tentu sulit
untuk mempertahankan pendapat bahwa protein lebih penting daripada zat gizi
lain.
Protein merupakan bagian dari semua sel-sel hidup. Seperlima dari berat tubuh orang dewasa
merupakan protein. Hampir setengah
jumlah protein terdapat di otot, seperlima terdapat di tulang atau tulang
rawan, sepersepuluh terdapat di kulit, dan sisanya terdapat dalam
jaringan-jaringan lain dan cairan tubuh.
Semua enzim merupakan protein.
Asam nukleat di dalam inti sel, yang bertanggung jawab bagi transmisi
informa genetik pada reproduksi sel, sering terdapat berkombinasi dengan
protein sebagai nukleoprotein. Hanya
urin dan empedu yang dalam keadaan normal tidak mengandung protein.
Klasifikasi
Asam Amino
Di alam terdapat ratusan jenis asam
amino, tetapi hanya sekitar 20 jenis saja yang tampak sebagai penyusun
protein. Berdasarkan aspek fungsional,
asam-asam amino diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu essensial (harus
ada dalam makanan),esensial bersyarat (pada kondisi tertentu harus disuplai
dari makanan), serta non essensial (tidak harus ada dalam makanan karena dapat
dibentuk didalam tubuh). Asam amino essensial adalah asam amino
yang tidak dapat disintesis oleh tubuh dalam jumlah cukup untuk memenuhi
kebutuhan untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan tubuh. Pada tabel 1 terlihat 9 dari 20 asam amino
merupakan asam amino essensial yang harus diberikan oleh makanan. Ada pula asam amino yang digolongkan sebagai asam amino essensial bersyarat, yaitu
asam amino yang secara normal merupakan non-esensial, tetapi harus disuplai
dari makanan pada keadaan khusus dimana kebutuhannya melebihi kemampuan tubuh
untuk memproduksinya. Jika nitrogen
cukup tersedia, tubuh dapat mensintesis tujuh asam amino lainnya (non
essensial) yang dibutuhkan untuk membangun protein tubuh. Nitrogen yang harus ada (indispensable) adalah nitrogen yang dibutuhkan tubuh untuk
mensintesis asam-asam amino yang tidak diberikan oleh makanan. Nitrogen tersebut yang digunakan dalam
sintesis asam amino non essensial yang mungkin berasal dari asam-asam amino non
essensial lainnya atau dari kelebihan asam-asam amino essensial.
Tabel 1.
Klasifikasi asam amino
Asam amino
esensial
|
Asam amino
esensial bersyarat*)
|
Asam amino
non-esensial
|
Histidin
|
Arginin
|
Alanin
|
Isoleusin
|
Sistein
|
Asam aspartat
|
Leusin
|
Glutamin
|
Asparigin
|
Lysin
|
Glisin
|
Asam glutamat
|
Methionin
|
Prolin
|
Serin
|
Fenilalanin
|
Tirosin
|
|
Threonin
|
||
Triptofan
|
||
Valin
|
Asam-asam amino membentuk rangkaian rantai panjang yang
disebut peptda (1-100 asam amino), polipeptida (100-200 asam amino), dan
protein (lebih dari 200 asam amino). Protein merupakan komponen esensial dari
otot, kulit, membran sel, darah, hormon, antibodi, enzim, dan bahan genetik,
serta hampir semua komponen dan jaringan tubuh lainnya. Protein berperan sebagai komponen struktural,
biokatalis (enzim), antibodi, pelumas, hormon, dan pembawa. PErtumbuhan, perbaikan dan mempertahankan
semua sel tubuh sangat tergantung pada suplai protein yang terus menerus pada
tubuh. Karena itu, rambut, kulit, dan
mata yang cantik dan sehat sangat tergantung pada protein yang terkandung dalam
makanan.
Fungsi
dan Manfaat Asam Amino di Kulit
Struktur kulit
terdiri dari berbagai komponen, dan komponen terbesarnya adalah asam
amino. Karena itu penggantian asam amino
tersebut dapat membantu struktur kulit yang normal, sehingga dapat memperbaiki
kecantikan kulit. Disamping penggantian
asam amino yang merupakan komponen kulit, efikasi perbaikan kondisi kulit
diwujudkan dalam berbagai cara.
Apa saja fungsi asam amino di kulit? Di kulit asam amino mempunyai fungsi (Tabor &
Blair 2009) sebagai berikut :
1.
Pengisi/komponen kulit
a. Mempertahankan
kelembaban alami (natural moisturizing
factor)
b. Pengisi
keratin (protein lapisan kulit luar).
c. Pengisi
kolagen.
2.
Regenerasi jaringan kulit.
a. Untuk
pergantian kulit.
b. Untuk
sintesis kolagen.
3.
Melindungi terhadap kerusakan Sinar
Ultraviolet (melalui aktivitas antioksidan).
a. Mengurangi
pembentukan melanin (pigmen kecoklatan atau hitam).
Bagaimana Cara Pemberian ke Kulit?
Ada dua cara memberikan komponen
penting (termasuk asam amino) ke kulit.
Pertama melalui aplikasi eksternal, dan kedua melalui pemberian secara
oral (lewat mulut). Karena kulit
merupakan organ yang memiliki kontak langsung dengan lingkungan eksternal, maka
pandangan umum bahwa pemberian langsung suatu bahan dari luar melalui aplikasi
eksternal merupakan cara yang paling efektif, sehingga banyak pengembangan berbagai produk
kosmetik yang cara pemberiannya dioles dikulit (topical). Pada saat sekarang
ini banyak produk-produk tersebut yang diformulasi dengan asam amino.
Kita tahu bahwa kulit kita terdiri
dari beberapa lapis, yaitu epidermis, dermis dan hipodermis. Lapisan terluar adalah lapisan
epidermis. Pada lapisan epidermis ini
ada beberapa stratum, dan stratum yang paling luar adalah stratum corneum. Stratum corneum ini berperan sebagai
penghalang melawan serangan bahan-bahan dari luar. Karena itu, untuk bahan-bahan yang dikirim ke
bagian kulit yang lebih dalam, asupan melalui mulut (yang dikirim dari dalam
tubuh ke kulit melalui aliran darah) tampaknya lebih efektif. Dengan demikian, dua cara tersebut dapat
digunakan untuk mengganti komponen penyusun kulit secara efektif, yaitu pemberian
melalui pemberian secara eksternal untuk mendukung efeknya pada permukaan
kulit, seperti stratum corneum, epidermis, dll, dan pemberian secara internal untuk
ndukung efeknya pada bagian dalam jaringan kulit, dalam hal ini dermis.
Apa
saja Asam Amino yang Berperan ?
Jenis-jenis asam amino akan berbeda pada masing-masing
fungsinya. Sebagai contoh asam amino
ornithin sebanyak 800 mg/hari yang diberikan pada wajah (dioles) selama tiga
minggu pada laki-laki dan wanita yang berusia 47-65 tahun ternyata mampu
memperbaiki kerutan dan elastisitas kulit wajah dibandingkan dengan
plasebo. Jenis asam amino yang berperan
tersebut adalah :
1.
Pengisi/komponen kulit
a. Mempertahankan
kelembaban alami (natural moisturizing
factor) : serin, glisin, alanin, citrullin, treonin.
b. Keratin
(protein lapisan kulit luar) : metionin, sistein, sistin.
c. Kolagen:
glisin, prolin, alanin, hidroksiprolin.
2.
Regenerasi jaringan kulit.
a. Pergantian
kulit : arginin, citrullin, ornithin, glutamin.
b. Sintesis
kolagen : arginin, glisin, ornithin, hidroksiprolin.
3.
Melindungi terhadap kerusakan Sinar
Ultraviolet (melalui aktivitas antioksidan).
a. Penekanan
melanogenesis : glutation, sistein, metionin, histidin, arginin, citrullin.
Jadi
jelaslah bahwa asam amino memainkan peranan penting terhadap kecantikan
kulit. Protein seperti keratin dan
kolagen berperan sebagai pelembab dan juga pelindung dan pembangun kulit. Pergantian sel kulit, yang merupakan proses
penting dalam mempertahankan dan memperbaharui kulit yang cantik, merupakan
suatu hal yang diperlancar oleh asam amino.
Karena itu asam amino sangat mendukung regenerasi kulit. Tidak hanya itu, asam amino melalui peran
antioksidannya ternyata mampu melindungi kulit dari sinar UV.
Peranan
asam amino pada kecantikan dapat diterapkan melalui luar dan dalam. Saat ini
berkembang konsep “kecantikan dari dalam”, karena itu peranan asam amino yang diberikan
secara oral sangat efektif dalam mempercantik dan memperbaiki kondisi kulit.
Sumber :Pencharz PB. 2012. Protein and Amino Acids. In Erdman Jr JW, Ian A. Macdonald IA, and Zeisel SH Eds) Present Knowledge in Nutrition. Tenth Edition. Iowa : International Life Sciences Institute-Wiley-Blackwell.
Tabor A and Blair
RM. 2009. Nutritional Cosmetics: Beauty from
Within. Burlington, MA : William Andrew.
1 comment:
Artikel bapak bagus dan sangat bermanfaat. Terimakasih.
Post a Comment