Laman

Wednesday, January 2, 2013

Vitamin D sebagai “superstar” gizi mengatasi penyakit degeneratif


Vitamin D sebagai “superstar” gizi mengatasi penyakit degeneratif

Oleh : Hadi Riyadi

                Pada tahun 2008 dalam artikel koran, Dr. Craig Bowron menyebut vitamin D sebagai “superstar” gizi.  Vitamin D tidak hanya terlibat dalam penyerapan kalsium dan pencegahan riketsia (penyakit tulang), vitamin D juga mempunyai peran penting pada banyak sistem tubuh manusia, termasuk ekspresi gen sekitar 2000 gen atau sekitar 10 persen dari genom manusia.  Para peneliti mengatakan bahwa orang membutuhkan banyak vitamin D.  Karena itu tidak mengherankan kalau banyak orang kekurangan vitamin D, meskipun vitamin D dapat dibuat di kulit yang terpapar sinar matahari.

                Vitamin D, seperti vitamin larut lemak lainnya, akan disimpan di hati dan jaringan adiposa.  Vitamin D agak berbeda dengan vitamin lainnya melalui dua hal.  Pertama, kebutuhan vitamin D tidak selalu dipenuhi dari makanan.  Hal ini karena tubuh kita dapat membentuk (sintesis) vitamin d menggunakan energi dari paparan sinar matahari.  Tetapi, apabila kita tiak cukup terpapar sinar matahari, maka kita harus mengkonsumsi vitamin D dari makanan.  Kedua, disamping sebagai zat gizi, vitamin D juga dipertimbangkan sebagai hormon karena ia dibuat pada salah sau bagian tubuh kita, dan ia juga mengatur aktivitas pada bagian lain tubuh kita.

                Jadi, sebenarnya vitamin D secara teknis bukanlah vitamin.  Ia merupakan keluarga dari senyawa kimia yang lebih berperan sebagai hormon.  Apabila orang terpapar sinar matahari, sinar ultraviolet B (UVB) diserap oleh kulit kita.  Di kulit terdapat senyawa kimia yang disebut provitamin D3 (7-dehydrocholesterol), suatu jenis kolesterol.  Senyawa ini kemudian bereaksi dengan sinar UVB membentuk cholecalciferol, suatu bentuk Vitamin D yang tidak aktif (atau previtamin D3).  Cholekalsiferol dibebaskan ke dalam aliran darah, yang kemudian berikatan dengan suatu protein dan dibawa ke hati. Karena vitamin D3 dapat larut lemak maka ia disimpan di hati.  Di hati cholecalciferol dikonversi menjadi calcidiol.  Calcidiol ini selanjtnya dibawa ke ginjal, disini calcidiol diubah menjadi calcitriol.  Calcitriol ini merupakan bentuk aktif vitamin D di dalam tubuh kita.

Fungsi Vitamin D

                Fungsi vitamin D yang paling kita kenal adalah fungsinya dalam mengatur penyerapan kalsium dan fosfor dari usus.  Fungsi vitamin D ini bekerjasama dengan paratiroid hormon (PTH) dan kalsitonin merupakan upaya tubuh secara terus menerus untuk mempertahankan keseimbangan (homeostasis) kadar kalsium darah.  Kalau vitamin D tubuh lebih tinggi maka penyerapan kalsium akan lebih tinggi juda, dan sebaliknya.  Vitamin D akan menurunkan atau meningkatkan kadar kalsium darah melalui pemberian isyarat pada ginjal untuk mengekskresi kalsium lebih banyak atau lebih sedikit di urin.  Kemudian, vitamin D juga bekerjasama dengan hormon paratiroid untuk merangsang pemecahan atau pengambilan kalsium dari tulang jika kalsium dibutuhkan oleh tubuh.  Vitamin D juga penting dalam proses kalsifikasi tulang; hal ini berarti membantu proses pembentukan tulang dari kalsium dan fosfor.

                Peran lain vitamin D adalah memainkan peranan dalam menurunkan pembentukan beberapa jenis tumor kanker.  Hal ini karena vitamin D dapat mencegah pertumbuhan yang tidak terkendali pada jenis sel kanker tertentu. Seperti halnya vitamin A, vitamin D juga memainkan peranan dalam differensiasi sel pada berbagai jaingan tubuh.

                Pada saat ini diakui bahwa ada 5 sistem fisiologi, yang pada masa sebelumnya tidak diakui, yang berespon terhadap vitamin D3 yang bekerja dengan reseptor vitamin D.  Sistem fisiologi ini adalah sistem kardiovaskular dan jantung, sistem imun (innate dan adaptive), otot, pancreas, homeostasis metabolik, dan otak (Erdman Jr., et. al., 2012).  Oleh karena itu, defisiensi vitamin D sangat berkaitan dengan meningkatnya kejadian beberapa jenis penyakit kanker,  riketsia dan osteoporosis, peningkatan penyakit infeksi, penyakit autoimmune (seperti type 1 diabetes, multiple sclerosis, inflammatory bowel disease, psoriasis), hipertensi, resiko penyakit kardiovaskular, peningkatan thrombogenesis, myopathy otot, dan gangguan perkembangan otak pada janin.

Faktor-faktor yang memperlancar sintesis (pembentukan) vitamin D :

1.       Musim (musim panas-summer produksi vitamin D lebih banyak).

2.       Letak geografis (lokasi yang dekat equator lebih banyak sinar matahari sepanang tahun).

3.       Waktu (paling banyak sinar antara pagi sampai sore hari).

4.       Umur (lebih muda lebih banyak diproduksi).

5.       Tidak memakai sunscreen.

6.       Cuaca cerah

7.       Kulit yang mudah terpapar (tidak tertutup).

8.       Warna kulit yang lebih cerah/putih.

 Faktor-faktor yang menghambat sintesis (pembentukan) vitamin D :

1.       Musim (musim dingin-winter- produksi vitamin D lebih sedikit).

2.       Letak geografis (lokasi yang lebih ke utara (40ᴼN) dan lebih ke selatan (40ᴼS) tidak cukup sinar matahari).

3.       Waktu (pagi sekali, sore sekali dan malam hari).

4.       Umur (lebih tua, karena ketebalan kulit berkurang dengan meningkatnya usia).

5.       Memakai memakai sunscreen SPF 8 ke atas.

6.       Cuaca berawan/mendung.

7.       Memakai pakaian pelindung kulit.

8.       Warna kulit yang lebih gelap/hitam.

9.       Kegemukan (secara negatif mempengaruhi metabolisme dan penyimpanan vitamin D).

10.   Penggunaan jendela atau pelindung rumah dari kaca atau plastik akan menghalangi sinar matahari.

Masalah Vitamin D di Indonesia

                Penelitian vitamin D tidak begitu banyak dilakukan di Indonesia, hal ini karena sinar matahari di negara kita berlimpah.  Tetapi, survei terbaru di Indonesia yang dilakukan oleh SEANUTS (survei gizi asia tenggara) tahun 2012 (Minarto, 2012) menunjukkan prevalensi defisiensi vitamin D (vitamin D deficiency berdasarkan 25 (OH) D < 50 nmol/l) pada anak usia 2- 5 tahun adalah 39,0% di perkotaan dan 43,8% di pedesaan.  Pada anak sekolah usia 5-12 tahun prevalensi defisiensi vitamin D sedikit lebih tinggi, yaitu 45,2% di perkotaan dan 45,4 persen di pedesaan.  Ini berarti hampir separuh anak kita mengalami kekurangan vitamin D.

Kebutuhan Vitamin D

                Kebutuhan vitamin D seseorang bervariasi antara 5-15 mikrogram menurut kelompok umur dan jenis kelamin yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut. 

 Tabel.  Kebutuhan vitamin D menurut AKG 2012

Kelompok umur
Berat Badan
(kg)
Tinggi Badan
(cm)
Vitamin D
mg/hari
Bayi/Anak
 
 
 
0 – 6 bln
6
61
5
7 – 11 bln
9
71
5
1-3 thn
13
91
5
4-6 thn
19
112
5
7-9 thn
27
130
5
Pria (thn)
 
 
 
10-12
34
142
5
13-15
46
158
5
16-18
56
166
5
19-29
60
168
5
30-49
62
168
5
50-64
62
168
10
65-80
60
168
15
80+
58
168
15
Wanita (thn)
 
 
 
10-12
36
145
5
13-15
46
155
5
16-18
50
157
5
19-29
54
159
5
30-49
55
159
5
50-64
55
159
10
65-80
54
159
15
80+
53
159
15
Hamil
 
 
 
Timester 1
 
 
5
Trimester 2
 
 
5
Trimester 3
 
 
5
Menyusui
 
 
 
0-6 bulan
 
 
5
7-12 bulan
 
 
5

Sumber : Sulaeman A,  et. al. (2012).

Sumber Vitamin D

            Sumber utama vitamin D dalam makanan adalah ikan salmon, ikan mackerel, minyak ikan, susu, sterol aktif, sedikit pada mentega, hati, kuning telur.  Makanan berupa susu dan produk olahannya yang difortifikasi dengan vitamin D biasanya juga menjadi sumber utama vitamin D.

 Daftar Pustaka  

Erdman Jr JW, Ian A. Macdonald IA, and Zeisel SH.  2012. Present Knowledge in Nutrition.  Tenth Edition.  Iowa : International Life Sciences Institute-Wiley-Blackwell.

Minarto.  2012.  Perkembangan Masalah Gizimikro dan upaya perbaikannya.  Bahan Presentasi Pertemuan Satelit WNPG X 2012, Kartika Chandra 19 Nopember 2012, Jakarta.

Sulaeman A,  Setiawan B,  Permaesih D, Apriantini A, dan Afriansyah N.  Angka Kecukupan Vitamin.  Bahan Presentasi WNPG 2012. Jakarta.

Thompson J  and Manore  M.  2011.  Nutrition : an applied approach. 3rd ed.  Boston : Benjamin Cummings.

No comments: