Oleh :
Hadi Riyadi
Walaupun potensi genetik dan
latihan yang optimal merupakan kunci keberhasilan seorang
atlet, berbagai
perlakuan atau bahan (umumnya berupa gizi) yang dikenal sebagai ergogenic aids
memperlihatkan mampu memperbaiki performa fisik.
Kalau kita amati para atlet
yang berpartisipasi pada olimpiade, maka dapat dilihat bahwa pada umumnya para atlet
memiliki dua faktor kunci keberhasilan mereka.
Yang pertama, mereka memiliki potensi genetik yang memberi mereka
karakteristik anatomi dan fisiologi yang diperlukan untuk keberhasilan
kompetisi di tingkat internasional. Kedua,
mereka sudah menjalani latihan biomekanik, fisiologi dan psikologi yang keras
agar dapat memaksimalkan potensi genetiknya.
Keadaan ini akan lebih jelas kalau kita mengamati kompetisi bertaraf
internasional seperti olimpiade tersebut, juga pada kompetisi yang tingkatannya
lebih rendah, bahwa potensi genetik dan taraf latihan mereka hampir sama,
yang terlihat dari perbedaan antara yang menjadi juara dan yang kalah hanya
terpaut dalam ukuran yang sangat kecil, yaitu millimeter atau sentimeter atau hitungan sepersekian detik.
Oleh karena itu, banyak atlet
pada berbagai tingkatan kompetisi selalu mencari cara-cara untuk meningkatkan
puncak prestasinya agar melebihi lawan tandingnya. Faktor yang dianggap dapat memperbaiki performa atlet adalah
melalui ergogenic
aids atau alat
bantu ergogenik.
Istilah ergogenik berasal
dari kata Yunani ergo, yang didefinisikan meningkatkan potensi hasil kerja atau
memperlancar kerja. Dalam olahraga
berbagai ergogenic aids sering digunakan oleh para atlet
dalam mengupayakan peningkatan performanya.
Ergogenic aids dapat dipakai dalam
berbagai cara, apakah memperlancar produksi energi melalui tiga sistem energi
manusia atau mengoptimalisasi aplikasinya untuk olahraga. Berkenaan dengan hal tersebut, ergogenic aids dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu ergogenic aids mekanik
atau biomekanik, ergogenic aids farmakologi, ergogenic aids fisiologi,
ergogenic aids psikologi,
dan ergogenic aids gizi. Penempatan suatu ergogenic aids ke dalam kategori tertentu
dianggap masih belum jelas ketika terjadi interaksi antara beberapa kategori dengan mudah
terlihat. Sebagai contoh, ergogenic aids seperti
steroid anabolik kemungkinan mendorong pengaruh fisiologi dan psikologi.
Ergogenic aids Mekanik atau Biomekanik
Alat bantu ergogenik mekanik
atau biomekanik merupakan segala sesuatu yang memberikan keuntungan mekanik
kepada atlet. Sebagai contoh, sepeda
tercanggih berharga puluhan ribu dolar yang digunakan para atlet balap sepeda Amerika dapat
memberikan keuntungan yang sangat nyata dibandingkan dengan sepeda sejenis yang kurang
canggih. Hal ini karena dengan rancangan
yang dapat menurunkan berat dan hambatan udara akan meningkatkan kecepatan yang
lebih tinggi pada berbagai taraf pengeluaran energi yang relatif sama. Sama seperti hal tersebut adalah penggunaan
sepatu lari yang lebih ringan akan memberikan aplikasi energi yang lebih
efisien.
Salah satu praktek gizi yang
berhubungan dengan perbaikan penampilan adalah ergogenic aids biomekanik. Menurut hukum gerak Newton kedua, percepatan
(acceleration) suatu objek berbanding langsung dengan gaya (force) yang
diterapkan dan berbanding terbalik dengan dengan massanya. Jika objeknya tubuh manusia, maka dengan
massa yang lebih rendah untuk gaya (force) yang diterapkan akan lebih besar
percepatannya. Sehingga seorang atlet
yang dapat mengurangi berat badannya, khususnya berat lemak, tanpa mengorbankan
kekuatan (strength), akan memperbaiki percepatannya jika aplikasi gayanya
dipertahankan konstan. Para atlet
seperti pesenam, pelari jarak jauh, dan pelompat tinggi sudah menikmati alat
bantu biomekanik ini selama bertahun-tahun.
Ergogenic aids mekanik lain adalah :
o Latihan Altitude
o Monitor denyut jantung
o Komputer - menganalisis VO2
max, teknik, hasil test ,dll.
o Perekam video – menganalisis
teknik
o Tyre towing – melatih kekuatan
o Beban – melatih kekuatan
o Jepit hidung
o Parasut – melatih kekuatan
o Downhill running (3° to 5°
slope) – melatih kecepatan
o Uphill running (5° to 10°
slope) – melatih kekuatan
o Treadmills
o Pakaian, sepatu, peralatan
olahraga
o Latihan vibrasi
Ergogenic aids Farmakologi
Penggunaan ergogenic aids farmakologi
dalam olahraga adalah doping, dan Komisi Olimpiade Internasional (IOC), Komisi
Olimpiade Amerika, dan banyak kelompok lain yang berkenaan dengan olahraga
melarang penggunaan berbagai bahan tersebut yang dapat memperbaiki penampilan
fisik. Lagi pula, banyak dari
bahan-bahan obat tersebut berbahaya bagi pemakainya. Kategori umum dari bahan-bahan yang dilarang
termasuk steroid anabolic, beberapa kelas stimulant, narkotika, dan depressant,
diuretics, dan untuk beberapa cabang olahraga,alkohol dan β-blocker.
Salah satu obat yang
mempunyai implikasi gizi adalah caffeine, karena caffeine merupakan bahan
alamiah pada beberapa minuman dan makanan yang kita konsumsi, seperti kopi,
the, dan coklat. Caffeine merupakan
stimulant yang mendatangkan sejumlah pengaruh fisiologi dan psikologi pada
tubuh yang secara teoritis dinyatakan memperbaiki penampilan. Sebagai contoh, salah satu teori menyatakan
bahwa caffeine akan meningkatkan penggunaan asam lemak bebas sebagai sumber
energi selama exercise, sehingga membantu penghematan pemakaian glikogen otot
untuk tahapan akhir dari aktivitas endurance aerobic yang berlangsung lama,
seperti marathon dan ultramaraton.
Penggunaan caffeine dilarang oleh IOC apabila dipakai melebihi dosis
tertentu, sebanding dengan kandungan caffeine yang terdapat dalam 5-6 gelas
kopi yang diminum dalam jangka waktu pendek.
Ergogenic aids farmakologi yang lain adalah :
o Amphetamine
o Androstenedione
o Anabolic Steroid
o Beta Blocker
o Creatine Monohydrate
o Caffeine
o Choline
o Carnitine
o Chromium
o Clenbuterol
o Dehydroepiandrosterone
(DHEA)
o Gamma hydroxybutyric acid -
GHB
o Hydroxymethylbutyrate - HMB
o Magnesium
o Phosphatidylserine
o Suplemen protein
o Sodium Bicarbonate
o Vanadyl Sulphate
Ergogenic aids Fisiologi
Ergogenic aids fisiologi secara teoritis
dimaksudkan mempengaruhi secara langsung proses-proses fisiologi tertentu yang
penting bagi olahraga. Salah satu alat
bantu fisiologi yang paling berhasil adalah doping darah, juga dikenal sebagai
menambah darah atau dalam istilah teknis dikenal dengan induksi arythrocythemia. Beberapa prosedur dapat digunakan, tetapi
yang paling aman adalah teknik autologous
transfusion. Pada situasi ini, atlet
terlebih dahulu memindahkan seperempat darahnya beberapa bulan sebelum
kompetisi, dan ia terus berlatih bersamaan dengan tubuhnya yang secara perlahan
mengembalikan sel-sel darah merah dan tingkat hemoglobinnya ke keadaan normal
selama periode tersebut. Kemudian
beberapa hari menjelang kompetisi seperempat darahnya yang sudah disimpan
tersebut diinfuskan dalam tubuhnya.
Peningkatan kadar sel darah merah dan hemoglobin yang terjadi sangat
mengingkatkan kapasitas darah mengangkut oksigen, yang pada gilirannya akan
meningkatkan kapasitas endurance aerobik.
Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa prosedur seperti itu
memperbaiki waktu tempuh hamper 45 detik pada lari 5 mil, suatu perbaikan yang
luar biasa. Doping darah seperti ini
pada saat ini dilarang oleh IOC.
Suplemen besi, yang sering
dipertimbangkan sebagai ergogenic aids gizi, diklasifikasikan
sebagai alat bantu fisiologi. Secara
teoritis tujuan dasarnya kira-kira mirip dengan doping darah, suatu cara untuk
meningkatkan kapasitas darah mengangkut oksigen, yang prosesnya kemungkinan melalui
peningkatan kadar hemoglobin.
Ergogenic aids fisiologi yang lain adalah acupuncture, creatin,
colostrum, EPO, pengobatan herbal, homeopathy, hormon pertumbuhan manusia,
fisioterapi, pijat olahraga, sauna, sinar
ultra-violet.
Ergogenic aids Psikologi
Ergogenic aids ergogenik psikologi dapat
dikelompokkan dalam dua kategori umum.
Pertama, pembangkit energi psikologi (psychological energizers) dimaksudkan memaksimalkan produksi
energi, yang kerjanya kemungkinan mirip dengan obat-obat jenis stimulant. Kedua, penenang psikologi (psychological transquilizers) yang
secara teoritis dinyatakan memberikan pengaruh menenangkan, membantu mengurangi
taraf kecemasan dalam olahraga, terutama pada olahragawan yang mengalami stress
dan tekanan darah berlebihan yang dapat mengganggu control muscular, seperti
pada olahraga panahan, menembak, menyelam.
Beragam teknik psikologi, yang pada hakekatnya merupakan perbedaan
bentuk latihan mental, sudah dipelajari berhubungan dengan kemanjurannya dalam
memperbaiki performa fisik. Pada umumnya,
temuan penelitian masih belum meyakinkan dengan teknik-teknis seperti hipnotis,
pengaturan stress, control pikiran dan latihan konsentrasi sebagai metode untuk
memperbaiki performa dalam olahraga.
Akan tetapi ahli psikologi olahraga menganjurkan bahwa berbagai ergogenic aids psikologi kemungkinan bermanfaat dan tidak membahayakan atlet.
Beberapa praktek gizi
agaknya sedikit berhubungan dengan ergogenic aids psikologi. Caffeine, seperti dikonsumsi dalam kopi,
kemungkinan merupakan pembangkit energi psikologi yang potensial. Disamping itu, penelitian sekarang
menunjukkan bahwa suplementasi vitamin tertentu pada vitamin B-kompleks
kemungkinan berperan sebagai penenang psikologi dengan merangsang produksi
neurotransmitters yang tepat pada otak.
Ergogenic aids psikologi yang lain adalah :
o Bergembira
o Hipnosis
o Musik
o Psikologi
o Relaksasi
o T'ai Chi
Ergogenic aids Gizi
Secara teoritis terdapat ergogenic aids ergogenik
gizi pada setiap kelas zat gizi dari enam kelas utama zat gizi. Para atlet pada umumnya sudah biasa
menggunakan suplemen dari hampir semua zat gizi dalam usahanya memperbaiki performa
fisik. Sebagai contoh, senyawa
karbohidrat tertentu sudah diketahui membantu penyerapan dan utilisasi
karbohidrat selama
exercise. Diet
“carbohydrate loading” merupakan ergogenic aids. Yang lain yang tergolong ergogenic aids gizi adalah soda bicarbonate, cafein, creatin,
sports drinks, glutamin, asam amino, dll.
Secara lengkap ergogenik gizi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis-jenis Nutritional Ergogenic Aids
Jenis
|
Klaim
|
Hasil riset
|
Aspek legalitas
|
Antioksidan
|
Mempercepat pemulihan otot
|
Hasil riset bervariasi
|
Legal
|
Aspartat
|
Meningkatkan pemakaian asam lemak sehingga sparing glikogen otot
|
Hasil riset bervariasi
|
Legal
|
L-carnitine
|
Meningkatkan metabolisme lemak
|
Hasil menunjukan tidak efektif
|
Legal
|
Kafein
|
Meningkatkan performa olahraga
|
Meningkatkan performa pada olahraga endurans & olahraga intensitas
tinggi
|
Legal (level pada urin 12-15 mikrogram/mL)
|
Karbohidrat
|
Meningkatkan performa olahraga,
menunda kelelahan |
Meningkatkan performa olahraga
& menunda terjadinya kelelahan |
Legal
|
Kolin
|
Meningkatkan performa olahraga,
menunda kelelahan |
Hasil riset bervariasi
|
Legal
|
Kreatin
|
Meningkatkan kapasitas sprint
|
Meningkatkan kapasitas sprint
& massa otot |
Legal
|
Glutamin
|
Meningkatkan imunitas & membantu resintesis
glikogen saat recovery
|
Negatif pada imunitas kemungkinan berpengaruh pada resintesis
|
Legal
|
Gliserol
|
Mengurangi Heat Stress,
mengikat cairan dalam tubuh |
Menunjukan hasil positif
|
Legal
|
Fosfat
|
Meningkatkan produksi ATP,
meningkatkan kekuatan otot |
Hasil riset bervariasi
|
Legal
|
Protein
|
Optimasi perkembangan
& perbaikan otot |
Menunjukkan hasil positif
|
Legal
|
Natrium Bikarbonat
|
Buffer terhadap asam laktat
|
Meningkatkan performa
pd aktivitas yang bergantung terhadap glikolisis anaerobik untuk menghasilkan ATP seperti lari sprint & renang
|
Legal
|
Minuman olahraga
|
Meningkatkan ketahanan, menyediakan cairan, karbohidrat, dan elektrolit
|
Mendukung
|
Legal
|
Zink (Zn)
|
Meningkatkan ketahanan fisik, kesiapan mental, konsentrasi, testosteron
bebas
|
Terbatas
|
Legal
|
Multivitamin
|
Meningkatkan energi,ketahanan dan kapasitas aerobik, mempertinggi
pemulihan
|
Tidak ada keuntungan
kecuali sebelumnya ada defisiensi
|
Legal
|
Sumber:
McKinley Health Center 2007
Sumber bacaan :
McKinley
Health Center. 2007. Ergogenic Aids:
Nutritional Supplements for Athletes. http://www.mckinley.uiuc.edu/Handouts/ergogenic_aids.html
[2 Desember 2008]
Williams MH. 1988. Nutrition for fitness and sport. Second edition. Iowa : Wm. C. Brown Publishers.
Wolinsky I, and Driskell JA.
2004. Nutritional ergogenic
aids. Boca Raton : CRC Press.
No comments:
Post a Comment