Saat ini prevalensi
penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung koroner dan stroke semakin
meningkat dan menjadi masalah hampir diseluruh dunia. Berkembangnya penyakit kronis ini sangat erat
katannya dengan dengan diet dan pola makan seseorang. Diet yang berkualitas diharapkan
akan memperbaiki atau mengurangi risiko gangguan penyakit kronis. Oleh karena itu dibuat pedoman gizi agar
setiap orang dapat mengonsumsi diet yang sesuai dengan rekomendasi. Diet seseorang apakah sudah berkualitas atau
belum, diantaranya dapat dinilai dengan Healthy Eating Index (HEI). Semakin baik nilai HEI berarti semakin
mendekati rekomendasi pedoman gizi dan semakin baik pula kualitas diet-nya. Di
Amerika kualitas diet penduduk dievaluasi setiap tahun. Dengan demikian diketahui perkembangan
kualitas diet penduduk. Banyak
penelitian menunjukkan perbaikan kualitas diet akan mengurangi risiko penyakit
kronis, tetapi tidak banyak diketahui dalam skala populasi berapa lama waktu
yang dibutuhkan dan besaran pengaruhnya terhadap penurunan penyakit kronis dan peningkatan
manfaat ekonomi bagi penduduk.
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Patricia M
Herman, yang dipublikasi pada jurnal Public Health Nutrition bulan Maret 2021,
memberikan contoh yang baik tentang hubungan antara kualitas diet dan
pengaruhnya terhadap waktu dan besaran penurunan penyakit kronis dan manfaat
outcome ekonomi. Penelitian ini menunjukkan bahwa perbaikan kualitas diet
menyebabkan perubahan yang sangat kecil pada prevalensi penyakit kronis
tetapi berakumulasi sepanjang waktu. Jika diet diperbaiki pada saat ini (menjadi
kualitas diet yang sama dengan top 20% atau kuintil kesatu/teratas) pada kasus di
Amerika Serikat, maka setelah 30 tahun kemudian prevalensi diabetes akan
menurun 11,5% (5,9 juta kasus), prevalensi penyakit jantung menurun 7,2% (4
juta kasus), dan prevalensi stroke menurun 10,3% (1,9 juta kasus). Penurunan penyakit ini diikuti dengan
penurunan kematian sebanyak 88000 orang dan penurunan biaya perawatan 1,7% atau
sebesar 144 juta dollar (sekitar 2 trilyun rupiah).
Penelitian ini
menunjukkan bahwa upaya untuk menurunkan prevalensi penyakit kronis melalui
perbaikan kualitas diet memerlukan waktu yang panjang dan terus menerus selama
puluhan tahun. Penelitian ini juga
memberikan isyarat betapa pentingnya mengevaluasi kualitas diet menurut
rekomendasi pedoman gizi setiap tahun dan mengukur prevalensi penyakit degeneratif
juga setiap tahun.
No comments:
Post a Comment