Peranan Zat Gizi
Mikro (micronutrients) dalam Olahraga
Oleh : Hadi Riyadi
Oleh : Hadi Riyadi
Vitamin
Zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil dikenal
sebagai zat gizi mikro (micronutrients). Zat gizi mikro tersebut adalah vitamin
dan mineral. Vitamin dikelompokkan
berdasarkan kelarutannya menjadi vitamin larut air dan vitamin larut
lemak. Vitamin larut air adalah vitamin
C dan B, sedangkan vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Vitamin larut air dan
vitamin larut lemak merupakan bentuk vitamin yang essensial untuk manusia. Oleh sebab itu
pengaruh vitamin terhadap fungsi fisisologis, pengaruhnya terhadap penampilan
atlet, resiko kekurangan dan kelebihannya merupakan bahan penelitian yang
sangat popular dalam gizi olahraga.
Vitamin larut air seperti vitamin B kompleks
memilliki dua fungsi yang akan berpengaruh langsung
terhadap performan latihan. Thiamin, riboflavin, vitamin B6, niacin, asam
pantotenic, biotin, merupakan kompleks dari vitamin B yang berperan dalam
produksi energi selama latihan. Sedangkan folat, vitamin B12, merupakan bagian
dari vitamin B kompleks yang dibutuhkan dalam produksi sel darah merah,
sintesis protein, serta memperbaiki dan
memelihara jaringan yang rusak. Vitamin C memiliki peranan dalam menjaga imun
tubuh yang dapat secara langsung meningkatkan performa atlet.
Menurut fungsinya vitamin larut lemak dapat dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok yang pertama adalah vitamin A dan E yang memiliki
fungsi sebagai zat antioksidan yang dapat menghentikan proses radikal bebas
dalam tubuh. Kelompok
kedua adalah vitamin D dan K yang berperan dalam pembentukan massa tulang. Karena itu kedua
kelompok vitamin ini sangat penting untuk olahraga.
Pemberian suplementasi
vitamin akan meningkat dengan semakin meningkatnya latihan yang dilakukan, karena kebutuhan energinya meningkat.
Penelitian pada atlet menunjukkan
bahwa pemberian suplementasi vitamin yang
melebihi (diatas) angka kecukupan gizi sangat
disarankan untuk meningkatkan performa latihan. Meskipun demikian pemberian dalam dosis yang sangat berlebihan
tidak disarankan. Pemberian suplemen vitamin pada atlet bertujuan untuk
meningkatkan performa atlet yang sering disebut
sebagai ergogenik atlet.
Mineral
Mineral
yang terkandung dalam makanan merupakan
bahan kimia yang dibutuhkan oleh organisme
untuk memelihara kesehatan fisik. Seperti halnya vitamin,
mineral juga dibutuhkan dalam mengatur penggunaan
zat gizi makro. Berdasarkan jumlah yang
dibutuhkan oleh tubuh, mineral dapat diklasifikasikan ke dalam 2 bentuk yaitu
mineral makro dan mineral mikro (trace
elements). Mineral memainkan peranan penting dalam
pengaturan enzim, memelihara keseimbangan asam basa, berperan dalam fungsi
saraf, dan pertumbuhan sel. Pada saat latihan olahraga, proses-proses diatas seperti keseimbangan asam-basa, aktivitas
enzim akan meningkat.
Mineral makro merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah lebih besar dari 100mg/hari. Jenis-jenis dari mineral makro adalah kalsium, fosfor, magnesium, sulfur, kalium, natrium, dan klorida. Yang merupakan mineral mikro atau trace elements
adalah besi, seng, tembaga, iodium, fluorida, krom,
mangan, molybdenum, boron, selenium, dan
vanadium, dll. Umumnya mikro mineral ini diperlukan dalam
jumlah kurang dari 100 mg/hari.
American Dietetic
Assosiation (ADA) memberikan saran pada
masyarakat Amerika untuk mengkonsumsi makanan yang beragam untuk mencegah
terjadinya penyakit kronis dan kehilangan zat gizi mikro. Meskipun demikian
ternyata masyarakat Amerika lebih memilih mengkonsumsi makanan yang enak dan
tidak beragam yang
kandungan vitamin dan mineralnya rendah. Untuk mengatasi kekurangan zat gizi
tersebut sebagian besar dari remaja dan
juga orang dewasa di Amerika lebih memilih mengkonsumsi vitamin dalam bentuk
suplemen dari pada yang terdapat dalam makanan. Hasil studi di Amerika
menunjukkan bahwa orang-orang yang mengkonsumsi suplemen adalah orang-orang
yang memiliki pendidikan tinggi, orang tua, wanita karir, dan orang yang ingin
memiliki berat badan sama atau dibawah berat badan normal. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Child and Adolescent
Trial for Cardivascular Health (CATCH) menunjukkan bahwa asupan vitamin
pada seseorang juga ditentukan oleh perilaku
orang tersebut.
Meskipun sangat disarankan untuk memenuhi kebutuhan zat
gizi dari menu makanan gizi seimbang,
tetapi mengkonsumsi supplemen ternyata
lebih berkontribusi terhadap pemenuhan zat gizi pada populasi orang dewasa
khususnya pada orang-orang yang secara nyata mengalami kekurangan gizi.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa secara keseluruhan tidak ada efek nyata mengkonsumsi suplemen pada orang
yang diuji performan fisiknya. Namun demikian penelitian ini
masih memiliki banyak kekurangan mengingat rendahnya kontrol yang dilakukan
seperti subjek tidak diperiksa terlebih dahulu apakah subjek tersebut
sebelum dilakukan penelitian telah mengalami defisiensi zat gizi ataupun tidak.
Atlet sebaiknya mengonsumsi diet yang seimbang untuk
mencukupi kebutuhannya sehingga dapat mengoptimalkan penampilan. Suplementasi
mineral diberikan bila diet tidak seimbang. Berdasarkan
hasil penelitian, besi dan kalsium dikonsumsi dalam jumlah
sedikit oleh atlet. Selama latihan berat
dan lingkungan yang panas, peningkatan ekskresi keringat dapat meningkatkan
kebutuhan natrium dan
klor. Defisiensi besi dan kromium dapat mengganggu panampilan. Defisiensi
kalsium, fosfor, dan magnesium dapat menurunkan kesehatan tulang.
Greenwood M, Kalman DS, and Antonio J. 2008.
Nutritional Supplements in Sports and Exercise. Totowa : Humana Press.