Hadi Riyadi
Osteoporosis merupakan penyakit yang dicirikan oleh
kehilangan tulang dan kerusakan struktur jaringan tulang, yang menyebabkan
kerapuhan tulang, terutama pada tulang pinggul, pergelangan tangan. Apa saja faktor penyebab pengeroposan
tulang?. Pengeroposan/pengeroposan tulang ini berhubungan dengan berbagai
faktor, seperti umur, menopaus pada wanita, merokok, kelebihan minum alkohol,
kekurangan kalsium dan vitamin D, massa otot dan berat badan rendah, penggunaan
obat-obatan corticosteroid dan anticonvulsi, serta adanya penyakit artritis. Di seluruh dunia keretakan tulang akibat
osteoporosis diduga sekitar 1 dari 3 wanita dan sekitar 1 dari 5 pria berusia
diatas 50 tahun. Tanpa terkecuali di
Indonesia juga banyak masalah pengeroposan tulang.
Bagaimana mekanisme terjadinya osteoporosis?. Mekanisme
yang menyebabkan osteoporosis memang belum sepenuhnya dimengerti, tetapi ada petunjuk
bahwa osteoporosis berkaitan dengan stress oksidatif oleh spesies oksigen
reaktif (reactive oxygen species; ROS).
Stress oksidatif merupakan keadaan yang terjadi akibat ketidakseimbangan
pro-oksidan dan antioksidan, dimana pro-oksidan jauh melebihi kemampuan antioksidannya
sehingga terjadi kadar spesies oksigen reaktif yang sangat tinggi. ROS merupakan keluarga molekul yang
mengandung oksigen yang sangat reaktif dan radikal-radikal bebas, termasuk
hidroksil (OH.-) dan radikaliradikal superoksida (O2.-), hidrogen peroksida
(H2O2), singlet oxygen, dan peroksida lipid.
ROS dan radikal bebas ini bisa terjadi karena metabolisme di tubuh
dan/atau paparan dari lingkungan yang terpolusi.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya dampak stress
oksidatif terhadap differensiasi osteoclast
dan terhadap fungsinya yang menyebabkan peningkatan pengeroposan tulang
(Rao, 2012). Penelitian lain juga menunjukkan efek ROS yang merusak aktivitas
osteoblast (sel pembentuk tulang) (Rao, 2012). Disamping itu penelitian klinis
dengan menggunakan model hewan juga menunjukkan stress oksidatif terlibat dalam
patogenesis osteoporosis (Rao, 2012).
Kemudian dibuktikan pula bahwa antioksidan polifenol mampu mencegah
osteoporosis pascamenopause.
Peran
antioksidan pada osteoporosis
Antioksidan secara luas sudah dikenal mampu mengurangi
dampak buruk stress oksidatif terhadap sel-sel.
Penelitian epidemiologi menunjukkan hubungan antara asupan antioksidan
makanan dengan kesehatan tulang. Sayur
dan buah merupakan sumber penting antioksidan fitokimia yang berperan penting
dalam metabolisme tulang. Konsumsi sayur
dan buah yang lebih tinggi berkaitan dengan menurunnya resiko
osteoporosis. Bagaimana peran
antioksidan terhadap osteoporosis dapat dijelaskan pada ambar berikut.
Gambar
. Peranan stress oksidatif pada
osteoporosis dan bagaimana /dimana peran
antioksidan mengurangi ROS (Rao, 2012)
Klasifikasi
dan Sumber Polifenol
Polifenol merupakan fitokimia antioksidan yang pada
umumnya terdapat dalam sayuran dan buah-buahan.
Polifenol dapat diklasifikasi lagi menjadi flavonoid dan non-flavonoid. Yang tergolong polifenol non-flavonoid adalah
stilbene dan asam ellagic. Klasifikasi
dan sumber-sumber polifenol dapat dilihat pada Tabel berikut.
Agar kita terhindar dari osteoporosis sebaiknya kita
selalu mengkonsumsi anekaragam sayur atau buah tersebut setiap hari. Dengan mengkonsumsi sayur/buah segar tentu
kita akan mendapatkan manfaat lain, seperti anekaragam zat gizi dan serat
makanan, serta fitokimia lainnya yang sangat penting untuk mencegah/mengatasi
penyakit degeneratif lainnya.
Tabel Polifenol dan sumbernya
Kategori
|
Subklas
|
Flavonoid umum
|
Sumber
|
Asam
fenolat
|
Asam
hidroksicinnamat
|
Asam
kafeat
|
Kacang
polong
|
Asam
hidroksibenzoat
|
Asam
gallat
|
Daun
teh
|
|
Flavonoid
|
Anthocyanidin
|
Cyanidin
|
Kol
ungu, bit, ekstrak biji anggur, anggur merah (red wine)
|
Flavanol
|
Catechin
|
Teh
hijau, hitam dan putih
|
|
Theaflavin
|
Teh
hitam
|
||
Proanthocyanidin
|
Kulit
apel
|
||
Flavanone
|
Hesperidin
|
Buah
jeruk
|
|
Narigenin
|
Buah
jeruk
|
||
Silybin
|
Susu
|
||
Flavonol
|
Quercetin
|
Bawang
merah, teh, anggur (wine), pel, cranberri, buncis
|
|
Apigenin
|
Seledri,
peterselli
|
||
Tangeritin
|
Jeruk
kepruk, kulit jeruk
|
||
Luteolin
|
Seledri,
cabe hijau
|
||
Isoflavone
|
Genistein
|
Kedelai,
tunas alfalfa, kacang tanah, kacang buncis, daun semanggi, kacang-kacangan
|
|
Stilbene
|
Resveratrol
|
Anggur
merah (wine)
|
|
Lignan
|
Secoisolaiciresinol
|
Biji
rami
|
Sumber
: Rao (2012)
Pustaka
Rao V (ed).
2012. Phytochemicals – A Global Perspective of Their Role in Nutrition
and Health. Croatia : InTech.
Rao V (ed).
2012. Phytochemicals as
Nutraceuticals – Global Approaches to Their Role in Nutrition and Health. Croatia : InTech.
No comments:
Post a Comment