Perbaikan gizi berkontribusi terhadap
meningkatnya produktivitas, pembangunan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan.
Hal ini terjadi melalui peningkatan kemampuan kapasitas aktifitas fisik,
peningkatan kemampuan kognitif, performa belajar dan penurunan angka kesakitan
dan angka kematian. Gizi buruk jika tidak ditangani dengan baik akan
mengakibatkan lingkaran setan antara kemiskinan dan gizi buruk melalui tiga
mekanisme: penurunan produktifitas kerja, kehilangan tidak langsung akibat
penurunan kemampuan kognitif dan tingginya biaya kesehatan.
Gizi buruk berkontribusi terhadap 60% angka kematian pada anak dan anak yang memiliki berat badan rendah
memiliki resiko kematian dua kali lebih besar dibandingkan anak yang bergizi
baik. Bayi yang lahir degan berat badan rendah atau BBLR (<`2,5 Kg) memiliki
resiko kematian 2-10 kali lebih besar dibanding bayi normal. Di masa dewasanya
mereka juga memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita penyakit degeneratif
seperti diabetes melitus dan penyakit kardiovaskuler.
Resiko
ekonomi mengabaikan gizi buruk
Biaya akibat gizi buruk di negara berkembang menelan biaya jutaan
dolar setiap tahunnya. Laporan Bank
Dunia 2006 juga menyebutkan bahwa kerugian financial akibat gizi buruk sangat
tinggi. Pada level negara, India
sebagai contoh; kerugian yang timbul
akibat kehilangan produktivitas akibat gizi buruk sebesar 2,95 % dari Produk
Domestik Bruto (PDB) negara tersebut. Kerugian akibat defisiensi gizi mikro
saja mengakibatkan kerugian sebesar US $ 2,5 juta per tahunnya atau sekitar 0,4
persen dari PDB negara yang bersangkutan.
Anak yang berstatus gizi buruk memerlukan
pelayanan kesehatan yang lebih khusus (memerlukan perhatian lebih) dan
memerlukan biaya yang lebih besar di banding anak yang berstatus gizi baik.
Anak yang bergizi buruk juga memiliki prestasi sekolah yang lebih buruk dan
cenderung lebih sering tidak naik kelas dibanding anak yang bergizi baik, hal
ini pada akhirnya juga akan meningkatkan pengeluaran untuk biaya pendidikan.
Rasio manfaat-biaya
program Gizi
Program perbaikan gizi sangat menguntungkan
secara ekonomi, manfaat yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan dengan
biaya yang dikeluarkan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Behrman, Alderman, dan Hoddinott (2004) menunjukkan bahwa hasil
atau manfaat yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk program perbaikan gizi. Perhitungan manfaat tersebut diperoleh
melalui asumsi terhadap penurunan angka kematian,
penurunan biaya kesehatan, dan meningkatnya produktivitas serta manfaat-manfaat
lainnya. Sebagai contoh untuk setiap 1 rupiah
biaya yang dikeluarkan untuk program promosi ASI ekslusif di rumah sakit menghasilkan
manfaaat sebesar 5-67 rupiah. Manfaat untuk program lainnya bisa di lihat pada
tabel berikut.
Tabel. Rasio manfaat-biaya program intervensi gizi
Program intervensi
|
Manfaat-biaya
|
Promosi ASI di rumah sakit
|
5-67
|
Pelayanan keehatan anak terpadu
|
9-16
|
Suplementasi Yodium pada wanita
|
15-520
|
Suplementasi Vitamin A pada anak < 6 tahun
|
4-43
|
Fortifikasi zat besi (per kapita)
|
176-200
|
Suplementasi zat besi (per wanita hamil)
|
6-14
|
Sumber : Behrman,
Alderman, dan Hoddinott (2004)
No comments:
Post a Comment