Hadi Riyadi
Karbohidrat merupakan salah satu komponen utama makanan
(diet) kita sehari-hari, dalam bahasa gizi disebut zat gizi makro
(macronutrients). Karbohidrat memberikan
substrat utama untuk metabolisme energi di dalam otak, medula ginjal, dan sel
darah merah. Seperti kita tahu bahwa
otak mengandalkan sumber energinya dari karbohidrat, dalam hal ini glukosa. Karbohidrat
juga berperan penting untuk fungsi otot pada latihan (exercise) dengan
intensitas tinggi.
Karbohidrat yang terdapat dalam makanan terdiri dari
beberapa jenis, mulai dari gula sederhana (seperti glukosa, fruktosa dan
galaktosa), disakarida (sukrosa, maltosa, dan laktosa), sampai karbohidrat
kompleks (polimer glukosa yang biasa ditemukan dalam pati). Semuanya merupakan karbohidrat yang dapat
dicerna didalam usus menjadi gula sederhana.
Molekul gula sederhana ini yang kemudian diserap kedalam tubuh.
Pada orang sehat direkomendasikan makanannya sebaiknya
mengandung karbohidrat antara 45 sampai 60 persen dari energi total makanannya.
Kebutuhan energi total makanan ini
bervariasi dan tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, dan aktivitas
fisik seseorang. Meskipun dalam makanan
sehari-hari dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat yang tinggi (45-60% dari energi
total), jenis karbohidrat yang dikonsumsi harus diperhatian khusus, terutama
jenis karbohidrat sederhana terutama glukosa harus dibatasi konsumsinya, karena
gula sederhana ini sangat cepat diserap oleh tubuh dan akan cepat meningkatkan
gula darah. Oleh karena itu konsumsi gula sederhana yang tinggi dalam makanan
sehari-hari akan meningkatkan risiko terhadap penyakit, seperti keropos gigi,
peningkatan berat badan (overweight dan obesitas), dan diabetes. Diet yang sehat harus mengandung jenis
karbohidrat komplek yang tinggi, seperti serealia utuh dan sayuran yang
mengandung serat tinggi. Jadi fakta ilmiah menunjukkan bahwa karbohidrat tidak
bersifat toksik dan kita tidak perlu mengkonsumsi diet rendah karbohidrat.
Seringkali kita mendengar informasi bahwa karbohidrat tidak
baik untuk kesehatan dan diet rendah-karbohidrat lebih sehat daripada diet
tinggi-karbohidrat. Pendapat seperti ini muncul dai studikohort prospektif
jangka-panjang yang mengabaikan jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Yang benar adalah diet tinggi gula tidak
disarankan, tetapi diet tinggi serat, biji-bijian utuh, dan pangan dengan
indeks glikemik rendah lebih baik untuk kesehatan kita. Kita dianjurkan
membatasi konsumsi gula, terutama dari gula yang ditambahkan dalam makanan. Batasi konsumsi gula tidak lebih dari 10%
dari asupan energi total.
Dengan demikian karbohidrat sangat esensial untuk kesehatan
kita, tetapi hal ini bukan berarti bahwa pangan tinggi-gula merupakan makanan
yang sehat untuk kita.
No comments:
Post a Comment