Karbohidrat merupakan sumber energi utama ketika
melakukan aktivitas intensitas tinggi, terutama yang disuplai melalui sistem
energi glikolisis anaerobik maupun aerobik. Karbohidrat untuk aktivitas fisik ini didapat dari sumber penyimpanan karbohidrat
di tubuh, seperti glikogen otot, glikogen hati, dan glukosa darah. Simpanan
karbohidrat di dalam tubuh sangat terbatas, karena itu aktivitas fisik yang
dilakukan dapat dikatakan dibatasi oleh simpanan karbohidrat yang ada dalam
tubuh. Inilah alasan mengapa kita harus memenuhi karbohidrat kita setiap hari,
bahkan setiap saat, agar simpanan dalam tubuh tidak terkuras habis. Bagi atlet, kalau simpanan karbohidratnya
sudah terkuras maka atlet akan dibayang-bayangi oleh kelelahan, yang pada
akhirnya akan berdampak pada performanya.
Altet yang melakukan latihan dan kompetisi harus
membuat keputusan diet yang tepat dalam mengonsumsi karbohidrat, yang meliputi :
jumlah optimal, waktu dan jenisnya. Atlet juga harus mempertimbangkan pengaruh
asupan karbohidrat dalam latihan jangka pendek dan performa saat berkompetisi,
namun atlet juga harus memikirkan dampak potensial dari keputusan diet mereka
pada kesehatan dan kebugaran jangka panjang.
Jenis-jenis Karbohidrat
Sebelum membahas kebutuhan karbohidrat bagi atlet
untuk meningkatkan performa saat berolahraga, penting untuk memahami jenis-jenis
karbohidrat. Karbohidrat dapat dicirikan
dari struktur dan jumlah molekul gula, yang dikenal sebagai monosakarida, disakarida, atau
polisakarida. Monosakarida, seperti glukosa dan fruktosa terdiri dari satu
molekul gula dikenal sebagai gula sederhana. Disakarida, seperti sukrosa,
terdiri dari dua molekul gula, dan dikategorikan pula sebagai gula sederhana.
Karbohidrat sederhana dan sumber pangannya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis-jenis karbohidrat sederhana
Karbohidrat
|
Keterangan
|
Monosakarida
|
|
Glukosa
|
Disebut juga dekstrosa; ditemukan pada beberapa
tanaman pangan, buah dan madu.
|
Fruktosa
|
Disebut juga gula buah; ditemukan pada beberapa
tanaman pangan, buah dan madu.
|
Galaktosa
|
Produk dari pemecahan laktosa
|
Disakarida
|
|
Sukrosa
|
Disebut juga gula putih, terdiri dari glukosa dan
fruktosa; digunakan sebagai pemanis.
|
Laktosa
|
Tersusun dari galaktosa dan glukosa; ditemukan
pada susu dan beberapa produk turunannya.
|
Maltosa
|
Tersusun dari dua molekul glukosa; produk dari
pemecahan pati.
|
Polisakarida, tersusun dari banyak unit glukosa yang
terikat secara bersama, disebut karbohidrat kompleks. Pati, dekstrin, dan serat
mengandung karbohidrat kompleks. Maltodekstrin adalah polisakarida (polimer glukosa) namun tidak tersusun dari
pati atau serat dan dapat dimetabolisme seperti gula sederhana. Karbohidrat
kompleks dan cirinya dapat dilihat pada Tabel 2. Karbohidrat kompleks banyak terdapat dalam
padi-padian (padi/nasi, gandum, sorgum, dll), jagung, singkong, ubi jalar,
sagu, dll.
Tabel
2. Jenis-jenis karbohidrat
kompleks
Polisakarida
|
Keterangan
|
Amilopektin
|
Pati; ditemukan pada beberapa tanaman pangan dan padi-padian.
|
Amilosa
|
Pati; ditemukan pada beberapa tanaman pangan dan padi-padian.
|
Karagenan
|
Serat larut; digunakan sebagai pengental dan
penstabil makanan.
|
Selulosa
|
Serat tak larut; ditemukan pada lapisan kulit
tanaman berbiji, padi-padian, dan kulit buah atau sayur.
|
Sirup jagung
|
Hidrolisa pati; ditemukan pada proses makanan.
|
Dekstrin
|
Hidrolisa pati; ditemukan pada proses makanan.
|
Glikogen
|
Pati pada hewan; ditemukan pada daging dan hati.
|
Hemiselulosa
|
Serat tak larut; ditemukan pada lapisan kulit
tanaman berbiji, biji-bijian, kulit buah atau sayur.
|
Inulin
|
Serat larut.
|
Gula invert
|
Sukrosa terhidrolisa; ditemukan pada proses
pangan.
|
Lignin
|
Serat tak larut; ditemukan pada dinding sel
tanaman.
|
Pektin
|
Serat larut; ditemukan pada buah apel.
|
Karbohidrat pada umumnya mudah dicerna dan diserap,
apalagi kalau jenis karbohidrat sederhana.
Tidak semua jenis karbohidrat yang dikonsumsi dapat dicerna dan diserap.
Karbohidrat yang tidak diserap disebabkan oleh beberapa hal yaitu bentuknya
dalam makanan, jenis pati, atau terdapat banyak kandungan serat dalam pangan
tersebut. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna dan diserap maka akan masuk ke
dalam usus besar, yang akan dicerna oleh bakteri atau dieksresikan dalam bentuk
feses. Kandungan serat dalam makanan, yang tidak dapat diserap, memainkan
peranan penting bagi tubuh dalam mempertahankan transit dalam lambung, dapat
mempengaruhi respon glikemik dan penting dalam menjaga kesehatan jangka
panjang.
Atlet harus mengkonsumsi karbohidrat yang cukup
untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan energinya pada program latihan
olahraga, dan untuk mengoptimalkan simpanan glikogen otot antar kegiatan
olahraga. Atlet sebaiknya mengkonsumsi
karbohidrat kompleks, kecuali pada saat bertanding maka harus diberikan jenis
karbohidrat yang mudah dicerna seperti jenis karbohidrat sederhana.
Rekomendasi tentang asupan karbohidrat bagi atlet bisa
dilihat pada Tabel 3. Sebagai penjelasan
Tabel 3, berikut diberikan contoh kebutuhan atlet untuk memenuhi sebagian besar
kebutuhan energinya pada program latihan olahraga sehari-hari, dan untuk
mengoptimalkan simpanan glikogen otot antar kegiatan olahraga, yaitu :
- Segera setelah olahraga dan sampai 4 jam sesudahnya, atlet harus mengkonsumsi 1,0-1,2 gram karbohidrat per kilogram berat badan perjam (contoh : atlet dengan berat badan 70 kg, yang ingin mengkonsumsi 1,2 gram karbohidrat per kg berat badan per jam selama 4 jam setelah olahraga, akan mengkonsumsi 1344 kilokalori dari karbohidrat selama 4 jam setelah olahraga = 70 kg x 1,2 g x 4 jam x 4 kkal/g – 1344 kkal).
- Untuk pemulihan harian dari latihan intensitas rendah dengan durasi sedang, atlet harus mengkonsumsi 5-7 gram karbohidrat per kilogram berat badan perhari ( Contoh : atlet dengan berat badan 70 kg, yang ingin menkonsumsi 6 g karbohidrat per kg bera badan, akan mengkonsumsi 1680 kkal dari karbohidrat, yaitu 70 kg x 6 g x 4 kkal/g – 1680 kkal).
- Untuk pemulihan harian dari latihan enduran berat, atlet harus mengkonsumsi 6-10 g karbohidrat per kg berat badan perhari (Contoh : atlet dengan berat badan 70 kg, yang ingin mengkonsumsi 10 g karbohidrat per kg berat badan, akan mengkonsumsi 2800 kkal dari karbohidrat, yaitu 70 kg x 10 g x 4 kkal/g = 2800 kkal).
- Untuk pemulihan harian dari latihan olahraga sangat intensif yang berlangsung 4 – 6 (atau lebih) jam per hari, atlet harus mengkonsumsi 8-12 g karbohidrat per kg berat badan perhari (Contoh : atlet dengan berat badan 70 kg, yang ingin mengkonsumsi 12 g karbohidrat per kg berat badan, akan mengkonsumsi 3360 kkal dari karbohidrat, yaitu 70 kg x 12 g x 4 kkal/g = 3360 kkal).
Tabel 3. Kebutuhan
karbohidrat bagi atlet
Aktivitas atau waktu
|
Asupan yang dianjurkan
|
|
KEBUTUHAN HARIAN UNTUK TENAGA DAN PEMULIHAN
|
||
Ringan (intensitas rendah atau aktivitas didasarkan pada
keterampilan)
|
3-5 g per kg berat badan perhari
|
|
Sedang (program latihan sedang, sekitar 1 jam perhari)
|
5-7 g per kg berat badan per hari
|
|
Tinggi (program enduran—latihan intensitas sedang sampai tinggi 1-3
jam perhari)
|
6-10 g per kg berat badan per hari
|
|
Sangat tinggi (latihan ekstrim—latihan intensitas sedang sampai
tinggi >4-5 jam perhari
|
8-12 g per kg berat badan per hari
|
|
PEWAKTUAN ASUPAN KHUSUS UNTUK MENYOKONG SESI LATIHAN/BERTANDING
|
||
Pengisian tenaga sebelum latihan (olahraga)
|
1-4 g per kg berat badan yang dikonsumsi 1-4 jam sebelum latihan
|
|
Pengisian kembali saat
latihan/bertanding :
|
45-75 menit (durasi)
|
Jumlah kecil sepanjang latihan
(membilas mulut dengan minuman berenergi)
|
1-2,5 jam
|
30-60 g per jam
|
|
2,5-3 jam
(ketika mensimulasi praktek pertandingan optimum dan/atau menyokong
kebutuhan harian yang tinggi
|
Sampai 90 g per jam
|
|
Pemulihan segera (0-4 jam) setelah latihan
|
1.0-1.2 g per kg berat badan per jam (dikonsumsi dengan interval yang
sering)
|
Sumber : Maughan RJ (Ed) (2014)
Daftar
Pustak
- Fink H and Mikesky AE. 2015. Practical Applications in Sports Nutrition. Fourth Edition. Burlington, MA : Jones & Bartlett Learning.
- Rawson ES and Volpe SL (Eds) . 2016. Nutrition for Elite Athletes. Boca Raton, FL : CRC Press.
- Maughan RJ (Editor). 2014. Sport Nutrition (Encyclopaedia of sports medicine ; volume XIX). West Sussex : John Wiley & Sons.
2 comments:
Wah terimakasih banyak pak informasinya. Izin bertanya pak bagaimana cara untuk meningkatkan cadangan glikogen pada otot dan mencegah hypoglikemi serta menjaga status hidrasi, kemudian ketika seorang atlet lari jarak jauh kadang terjadi masalah pada lambung pada masa pertandingan, adakah makanan atau zat gizi yang sesuai untuk membantu menenangkan lambung ?
Terimakasih.
Repa Kustipia
I151160061
Repa utk meningkakan glikogen otot bisa dilakukan dgn cara karbohydrate loading (ada diblog ini), begitu juga dgn menjaga status hidrasi juga bisa dibaca diblog ini. Masalah pada lambung pada pertandingan banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya jarak waktu makan sebelum bertanding yang terlalu dekat (sebaiknya 2-3 jam sebelum bertanding), konsumsi minuman berkarbonat, konsumsi makanan yang terlalu tinggi lemak, dan makanan yang merangsang pembantukan gas (kubis, brokoli, jagung, ubi jalar,dll) pada saat sebelum bertanding, dll. Kalau bisa mengatasi makanan tersebut biasanya lambung akan relatif aman.
Post a Comment