Gizi baik kunci pembangunan berkelanjutan. Tapi hampir semua negara anggota PBB menghadapi masalah gizi salah (malnutrition). Semakin banyak negara yang menghadapi masalah gizi yang semakin kompleks, seperti stunting, anemia, overweight. Tidak hanya itu, banyak negara tidak mampu memenuhi target perbaikan gizi global, meskipun juga ada banyak negara yang berhasil memperbaiki target sesuai dengan the World Health Assembly. Penyebab tidak langsung yang jadi pendorong masalah gizi, seperti suplai pangan, sanitasi dan air bersih, pendidikan, serta perawatan kesehatan, semakin membaik keadaannya. Cakupan intervensi yang spesifik gizi juga masih rendah.
Banyak pekerjaan yang harus dituntaskan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah gizi, termasuk investasi untuk perbaikan gizi, serta kebijakan, hukum (perundang-undangan) dan kelembagaan yang perlu diperkuat.
Kalau ingin membaca buku laporan gizi global dapat di unduh disini :
http://www.ifpri.org/publication/global-nutrition-report-2014
Friday, November 21, 2014
Thursday, November 13, 2014
Flavanol biji cokelat (cocoa beans) memperbaiki memori akibat penuaan
Senyawa yang ditemukan dalam biji cokelat (cocoa beans),
bukan chocolate, dapat mengembalikan kehilangan memori akibat penuaan pada
manula sehat. Demikian, hasil penelitian
terbaru yang dipublikasi dalam jurnal Nature Neuroscience 26 Oktober 2014. Penelitian ini merupakan penelitian pertama
yang secara langsung membuktikan bahwa komponen khusus dari penurunan memori
terkait usia dsebabkan oleh perubahan pada daerah khusus otak (dentate gyrus),
dan hal ini dapat diperbaiki dengan perbaikan makanan. Penelitian ini dilakukan oleh Adam M
Brickman, dan kawan-kawan dari Taub
Institute for Research on Alzheimer's Disease and the Aging Brain, Columbia
University, New York.
Daerah otak diberi
warna kuning adalah hippocampus; dentate gyrus ditunjukkan oleh warna hijau dan
entorhinal cortex warna ungu. Kerja sebelumnya,termasuk oleh laboratorium
peneliti senior Scott A. Small, M.D., menunjukkan bahwa perubahan pada bagian
tertentu hippocampus otak, yaitu dentate gyrus berhubungan dengan penurunan
memori normal terkait usia pada manusia dan mamalia lain. Dentate gyrus berbeda dengan entorhinal cortex, yaitu
daerah hippocampal yang dipengaruhi oleh
penyakit Alzheimer's disease tahap awal.
Credit: Lab of Scott A. Small, M.D.
Penurunan memori ini merupakan hal yang normal dengan
semakin bertambahnya usia. Penurunan
memori terjadi mulai usia dewasa awal (meskipun pada usia dewasa awal ini tidak
berpengaruh nyata terhadap mutu hidup) sampai usia seseorang mencapai 50-an dan
60-an tahun. Penelitian ini sendiri
dilakukan pada kelompok usia 50-69 tahun.
Flavan-3-ol
(kadang-kadang disebut sebagai flavanol) merupakan turunan flavan. Flavan sendiri merupakan salah satu kelompok dari
flavonoid. Senyawa-senyawa flavan ini termasuk catechin, epicatechin gallate,
epiallocatechin gallate, proanthocyanidin, theaflavin, dan thearubigin. Catechin banyak terdapat pada teh, kakao dan
cokelat (yang dibuat dari biji cokelat).
Pada penelitian ini subjek (37 orang) yang merupakan
sukarelawan sehat berusia 50-69 tahun diberi minuman yang mengandung flavanol
dari biji cokelat dengan dua tingkat dosis, yaitu diet flavanol tinggi (900 mg
flavanol per hari) atau diet flavanol rendah ( 10 mg flavanol per hari). Pemberian minuman dilakukan selama tiga (3)
bulan.
Setelah tiga bulan pemberian minuman kaya flavanol maka
sangat nyata terjadi perbaikan memori.
Memori seseorang yang setara usia sekitar 60 tahun pada awal penelitian
membaik menjadi memori seperti orang yang berusia 30-an atau 40-an tahun. Sungguh terjadi perbaikan yang luar biasa.
Hasil penelitian ini tentu saja memberikan harapan untuk
pebaikan memori kaum manula. Penelitian
ini juga perlu direplikasi lebih banyak lagi agar mendapatkan hasil yang lebih
meyakinkan.
Sekali lagi minuman kaya flavanol yang diuji disini berasal
dari biji cokelat (cocoa beans), yang biasanya kandungan flavanol ini terbuang
ketika melakukan proses pembuatan makanan/cokelat. Jadi bukan makan cokelat olahan (chocolate)
ya.
Link jurnal :
http://www.nature.com/neuro/journal/vaop/ncurrent/full/nn.3850.html#access
Wednesday, November 12, 2014
Penemuan pertama ‘virological penicillin’- harapan melawan virus
Setelah sekitar satu abad penemuan penicillin oleh Alexander
Fleming sebagai antibiotik dan bermanfaat menyelamatkan banyak nyawa, kini
ilmuwan Tiongkok (Zhen Zhou et al. dari Jiangsu Engineering Research Center for
MicroRNA Biology and Biotechnology, State Key Laboratory of Pharmaceutical
Biotechnology, School of Life Sciences, Nanjing University) menemukan apa yang
mereka sebut dengan ‘virological penicillin’ – MIR2911, suatu molekul yang ditemukan secara alami
pada herba Tiongkok yang disebut “honeysuckle” (Lonecera japonica), lihat http://www.fs.fed.us/database/feis/plants/vine/lonjap/all.html
. Senyawa ini memiliki aktivitas
antivirus spektrum luas. Tanaman ini secara tradisional di Tiongkok digunakan
untuk mengobati influenza. Tanaman yang biasa
dikonsumsi dalam bentuk teh dapat menekan replikasi virus influenza.
Sebagai produk alami kita berharap MIR2911, yang merupakan ‘virological
penicillin’ dan terbukti mengikat beberapa jenis virus influenza dan menghambat
virus H1N1, tidak hanya berperan melawan virus influenza, melainkan juga
virus-virus lainnya yang pada saat ini belum terkendalikan.
Demikian hasil penelitian terbaru dipublikasi dalam jurnal
Cell Research http://www.nature.com/cr/journal/vaop/ncurrent/full/cr2014130a.html
Monday, November 3, 2014
Apa bahaya minum susu?
Susu pada saat ini dianggap merupakan minuman yang
menyehatkan, bahkan diklaim dapat memperbaiki kesehatan tulang. Apakah minum susu tidak berbahaya? Penelitian terbaru menunjukkan efek yang
buruk dari kebiasaan minum susu terhadap kesehatan tulang dan bahkan kematian.
Penelitian kohort pada manusia menunjukan bahwa orang yang
biasa minum susu 3 kali atau lebih dalam sehari ternyata kerapuhan tulang 50% lebih
tinggi dan kematiannya duakali lipat lebih tinggi (baca http://www.bmj.com/content/349/bmj.g6015). Pada penelitian subsampel ditemukan hubungan
antara asupan susu dengan 8-iso-PGF2α pada urin (suatu biomarker stres
oksidatif) dan interleukin-6 serum (biomarker utama inflamasi atau peradangan).
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian pada hewan
yang menunjukkan asupan galaktosa (jenis gula yang terdapat dalam laktosa atau
gula susu) menyebabkan kerusakan oksidatif dan mempercepat penuaan. Kerusakan oksidatif menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan kronis, seperti kanker, hipertensi, penyakit jantung . Karena itu asupan susu yang berkaitan dengan
peningkatan 8-iso-PGF2α dan interleukin-6 jelas menyebabkan laju kematian
akibat penyakit kanker dan kardiovaskular yang lebih tinggi.
Faktor lain yang berbahaya dalam susu adalah lemak jenuh
pada susu. Lemak susu ini diketahui dapat
mengubah komposisi bakteri yang tidak berbahaya yang secara alami terdapat
dalam usus. Akibatnya terjadi
ketidakseimbangan atau terjadinya pergeseran keseimbangan spesies, dan hal ini
dapat memicu respon imun yang menyebabkan inflamasi dan kerusakan jaringan (baca http://blogs.scientificamerican.com/observations/2012/06/13/saturated-fats-change-gut-bacteria-and-may-raise-risk-for-inflammatory-bowel-disease/
dan http://www.nature.com/nature/journal/v487/n7405/full/nature11225.html). Lemak jenuh ini biasanya sangat sukar
dicerna. Untuk melarutkan lemak maka
hati akan memproduksi suatu bentuk empedu yang kaya akan sulfur. Peneliti menemukan apabila empedu tersebut
sampai ke usus, maka mikroba yang disebut Bilophila wadsworthia -- nama yang
berarti pencinta empedu—akan berkembang biak dan menyebabkan inflamasi dan
kerusakan jaringan. Pada orang sehat
populasi bakteri ini sangat kecil di usus, hanya sekitar 0,01%.
Subscribe to:
Posts (Atom)