Susu pada saat ini dianggap merupakan minuman yang
menyehatkan, bahkan diklaim dapat memperbaiki kesehatan tulang. Apakah minum susu tidak berbahaya? Penelitian terbaru menunjukkan efek yang
buruk dari kebiasaan minum susu terhadap kesehatan tulang dan bahkan kematian.
Penelitian kohort pada manusia menunjukan bahwa orang yang
biasa minum susu 3 kali atau lebih dalam sehari ternyata kerapuhan tulang 50% lebih
tinggi dan kematiannya duakali lipat lebih tinggi (baca http://www.bmj.com/content/349/bmj.g6015). Pada penelitian subsampel ditemukan hubungan
antara asupan susu dengan 8-iso-PGF2α pada urin (suatu biomarker stres
oksidatif) dan interleukin-6 serum (biomarker utama inflamasi atau peradangan).
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian pada hewan
yang menunjukkan asupan galaktosa (jenis gula yang terdapat dalam laktosa atau
gula susu) menyebabkan kerusakan oksidatif dan mempercepat penuaan. Kerusakan oksidatif menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan kronis, seperti kanker, hipertensi, penyakit jantung . Karena itu asupan susu yang berkaitan dengan
peningkatan 8-iso-PGF2α dan interleukin-6 jelas menyebabkan laju kematian
akibat penyakit kanker dan kardiovaskular yang lebih tinggi.
Faktor lain yang berbahaya dalam susu adalah lemak jenuh
pada susu. Lemak susu ini diketahui dapat
mengubah komposisi bakteri yang tidak berbahaya yang secara alami terdapat
dalam usus. Akibatnya terjadi
ketidakseimbangan atau terjadinya pergeseran keseimbangan spesies, dan hal ini
dapat memicu respon imun yang menyebabkan inflamasi dan kerusakan jaringan (baca http://blogs.scientificamerican.com/observations/2012/06/13/saturated-fats-change-gut-bacteria-and-may-raise-risk-for-inflammatory-bowel-disease/
dan http://www.nature.com/nature/journal/v487/n7405/full/nature11225.html). Lemak jenuh ini biasanya sangat sukar
dicerna. Untuk melarutkan lemak maka
hati akan memproduksi suatu bentuk empedu yang kaya akan sulfur. Peneliti menemukan apabila empedu tersebut
sampai ke usus, maka mikroba yang disebut Bilophila wadsworthia -- nama yang
berarti pencinta empedu—akan berkembang biak dan menyebabkan inflamasi dan
kerusakan jaringan. Pada orang sehat
populasi bakteri ini sangat kecil di usus, hanya sekitar 0,01%.
No comments:
Post a Comment