Berikut ini adalah ringkasan hasil Studi Diet Total yang saya kutip dari laporan tersebut.
Hasil analisis SKMI 2014 menunjukkan tingkat
konsumsi bahan makanan menurut jenis dan kelompok makanan,
berpengaruh terhadap asupan zat gizi, tingkat kecukupan energi dan protein individu.
Hasilnya secara lengkap sebagai
berikut:
1.
Pada makanan pokok, beras terbanyak dikonsumsi oleh
sebagian besar penduduk Indonesia (97,7%) dengan konsumsi sebesar 201,3 gram
per orang per hari diikuti terigu dan olahannya yang dikonsumsi oleh sekitar
30,2 persen penduduk dengan konsumsi sebesar 51,6 gram per orang per hari.
Jenis umbi-umbian dan olahannya menempati urutan ketiga dengan konsumsi sebesar
27,1 gram per orang per hari dan dikonsumsi oleh sekitar 19,6 persen penduduk.
Dari ketiga jenis makanan pokok tersebut, jenis umbi-umbian yang umumnya
merupakan produksi lokal, justru jumlahnya paling sedikit dikonsumsi oleh
penduduk.
2.
Konsumsi protein hewani penduduk Indonesia,
terbanyak berasal dari kelompok ikan dan olahan, yaitu sebesar 78,4 gram per
orang per hari. Disusul oleh kelompok daging dan olahan sebanyak 42,8 gram per
orang per hari, dan tiga kelompok lain yang sedikit dikonsumsi secara berurutan
adalah telur dan olahan sebesar 19,7 gram per orang per hari, susu dan olahan
kurang dari 5 gram per orang per hari, dan kelompok jeroan sebesar 2,1 gram per
orang perhari. Protein nabati lebih banyak dikonsumsi penduduk dibandingkan
protein hewani, terlihat pada konsumsi kacang-kacangan dan olahan dan serealia
dan olahan mencapai 56,7 gram dan 257,7 gram per orang per hari. Berdasarkan
jumlah penduduk, yang dominan dikonsumsi adalah kacang kedele dan beras masing
masing 47,4 persen dan 97,7 persen. Dengan demikian mayoritas sumber protein
dalam makanan penduduk adalah protein nabati.
3.
Konsumsi kelompok sayur dan olahan serta buah-buahan
dan olahan penduduk masih rendah yaitu 57,1 gram per orang per hari dan 33,5
gram per orang per hari. Dalam kelompok sayur, sayuran hijau dikonsumsi paling
banyak (79,1%) dibandingkan sayur lainnya. Sebaliknya untuk kelompok
buah-buahan dan olahan, buah pisang terbanyak dikonsumsi oleh penduduk (15,1%).
Konsumsi sayur dan olahan serta
buah-buahan dan olahan yang belum memadai berpengaruh terhadap suplai vitamin
dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.
4.
Konsumsi kelompok minyak, lemak dan olahan sebesar
37,4 gram per orang per hari, terbanyak dikonsumsi dalam kelompok ini adalah
minyak kelapa sawit dan minyak kelapa (19,7gram/orang/hari). Sebagian besar
penduduk Indonesia (92,6%) mengonsumsi minyak kelapa sawit dan minyak kelapa,
menyusul kelapa dan olahannya (29,4%) dan minyak lainnya (7,1%).
5.
Konsumsi kelompok gula dan konfeksionari penduduk
Indonesia sebesar 15,7 gram per orang per hari, terbanyak dikonsumsi dalam
kelompok ini adalah gula putih/gula pasir (13,6 gram/orang/hari). Gula pasir
dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia (66,6%), diikuti oleh bahan
makanan lain, permen dan coklat dengan kisaran antara 2,3 sampai 2,8 persen dan
terendah sirup (1,2%).
6.
Konsumsi kelompok bumbu penduduk Indonesia sebesar
20,4 gram per orang per hari, terbanyak dikonsumsi pada kelompok ini adalah
bumbu basah (14,3 gram/orang/hari), menyusul garam (3,5 gram/orang/hari) dan
terkecil bahan tambahan kurang dari 1,0 gram/orang/hari. Hampir seluruh
penduduk mengonsumsi garam (96,3%) diikuti dengan bumbu basah (84,1%), vetsin
(50,3%) dan terendah bahan tambahan (1,3%).
7.
Konsumsi minuman serbuk penduduk Indonesia sebesar
8,7 gram per orang per hari. Teh instan/daun kering dikonsumsi terbanyak (31,2
%) diikuti kopi bubuk (25,1%) dan terendah minuman serbuk (5,9%), dengan
konsumsi terbanyak adalah kopi bubuk (6,0 gram/orang/hari), menyusul teh instan
daun kering (1,6 gram/orang/hari) dan terendah adalah minuman serbuk (1,2
gram/orang/hari). Minuman serbuk merupakan minuman terbanyak dikonsumsi oleh
kelompok umur 0-59 bulan hingga kelompok umur 13-18 tahun.
8.
Konsumsi minuman cair penduduk Indonesia sebesar
25,0 ml per orang per hari. Berasal dari minuman kemasan (19,8 ml /orang/hari),
minuman berkarbonasi (2,4 ml/orang/hari), minuman beralkohol (1 ml/orang/hari),
serta lainnya (1,9 ml /orang/hari). Minuman
kemasan cairan dikonsumsi 8,7 persen penduduk, diikuti minuman lainnya (1,8%),
minuman berkarbonasi (1,1%) dan terendah minuman beralkohol (0,2%). Minuman kemasan cairan merupakan minuman
terbanyak dikonsumsi pada semua kelompok umur termasuk kelompok balita.
9.
Total konsumsi cairan penduduk Indonesia 1.317 ml
per orang per hari, berasal dari air minum 1.146 ml per orang per hari, air
minum kemasan bermerek 146 ml per orang per hari, dan minuman cairan (25 ml/orang/hari).
Konsumsi cairan kelompok umur 19-55 tahun (dewasa) hampir mencapai 1 ½ liter.
10. Konsumsi
kelompok makanan komposit, suplemen termasuk jamu amat kecil yaitu di bawah 1,0
gram per orang per hari, dan dikonsumsi kurang dari 1 persen penduduk
Asupan dan kecukupan gizi
1. Lebih dari separuh balita (55,7%)
mempunyai asupan energi yang kurang bila dibandingkan dengan Angka Kecukupan
Energi (AKE) yang dianjurkan. Proporsinya dengan asupan energi sangat kurang ( <
70% AKE) sebesar 6,8 persen dan asupan energi kurang (70 - < 100 % AKE)
sebanyak 48,9 persen. Sebaliknya ditemukan balita yang mengonsumsi energi lebih
besar dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan ( >130% AKE) sebesar
17,1 persen.
2. Secara nasional, penduduk dengan
tingkat kecukupan energi sangat kurang (< 70% AKE) sebesar 45,7 persen,
tingkat kecukupan energi kurang (70 - < 100% AKE) sebesar 33,9 persen,
tingkat kecukupan energi sesuai AKG (100 - < 130% AKE) sebesar 14,5 persen,
dan lebih dari AKG (> 130% AKE) sebesar 5,9 persen.
3. Secara nasional tingkat kecukupan
protein per orang per hari tertinggi terlihat pada kelompok umur 0-59 bulan
(134,5% AKP), diikuti kelompok umur 5-12 tahun (115,9% AKP), kelompok umur 19-55
tahun (107,2% AKP), kelompok umur >55 tahun (93% AKP) dan terendah pada
kelompok umur 13-18 tahun (89,5% AKP). Penduduk dengan tingkat kecukupan
protein sangat kurang (< 80% AKP) sebesar 36,1 persen, tingkat kecukupan
protein kurang (70 - < 100% AKP) sebesar 17,3 persen dan tingkat kecukupan
protein normal (> 100% AKP) sebesar 46,5 persen.
4. Rerata tingkat kecukupan energi
dan protein pada kelompok umur remaja (13-18 tahun) sebesar 72,3 persen dan
82,5 persen, paling rendah dibandingkan dengan empat kelompok umur lainnya.
Proporsi remaja dengan tingkat kecukupan energi sangat kurang (< 70% )
sebanyak 52,5 persen tertinggi dibandingkan dengan empat kelompok umur lainnya.
5. Secara nasional, sebanyak 4,8
persen, 18,3 persen dan 26,5 persen penduduk mengonsumsi gula, natrium dan
lemak melebihi pesan Permenkes Nomor 30 tahun 2013.
6. Kecukupan energi dan protein pada
ibu hamil perlu mendapat perhatian terutama di perdesaan. Ibu hamil dengan
tingkat kecukupan energi sangat kurang (< 70% AKE) di perdesaan (52,9%), sementara di perkotaan
(51,5%). Hanya 14,0 persen ibu hamil dengan tingkat kecukupan energi lebih atau
sama dengan 100 persen AKE baik di perkotaan maupun perdesaan. Ibu hamil dengan
tingkat kecukupan protein sangat kurang (< 80 % AKP) di perdesaan (55,7%),
sedangkan di perkotaan (49,6%).
7. Kontribusi lemak terhadap total
asupan energi sebesar 27,4 persen, sedikit di atas angka yang dianjurkan
Pedoman Gizi Seimbang.
Lebih jelasnya laporan tersebut
dapat diunduh pada link berikut :