Laman

Thursday, October 30, 2014

Konsumsi susu yang tinggi tidak mengurangi resiko keropos tulang

Sebuah penelitian kohort yang baru dipublikasi di British Medical Journal (dipublikasi 28 Oktober 2014) mengamati hubungan antara konsumsi susu dengan kematian dan keropos tulang pada wanita dan laki-laki di Swedia , yang dilakukan Prof. Karl MichaĆ«lsson, dkk  dari Department of Surgical Sciences, Uppsala University, Swedia.   Pada penelitian ini diamati kebiasaan makan dari 61.400 wanita pada tahun 1987-1990 dan 45.300 laki-laki pada tahun 1997, dan kemudian dimonitor selama rata-rata 22 tahun kedepan.  Pada penelitian ini partisipan (subjek) ditanya tentang kebiasaan minum susu dan produknya seperti yogurt dan keju.  Selanjutnya diamati (dilacak) seberapa banyak yang menjadi keropos tulang dan meninggal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi susu yang tinggi (lebih dari 3 gelas perhari atau 680 mL) pada wanita dan laki-laki tidak mengurangi resiko keropos tulang, bahkan tingkat kematiannya lebih tinggi pada wanita dan laki-laki. Padahal selama ini susu merupakan sumber kalsium yang baik dan dianggap dapat memperkuat tulang dan mengurangi keropos tulang.

Secara spesifik wanita yang minum susu 3 gelas sehari atau lebih memiliki peluang kematian duakali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang minum susu kurang dari satu gelas perhari.  Kemudian ditemukan juga bahwa wanita yang minum susu 3 gelas atau lebih per hari memiliki keropos tulang pinggung 50% lebih tinggi dibanding yang minum susu sedikit.

Apabila dipertimbangkan juga konsumsi susu yang difermentasi, seperti yogurt, maka wanita yang banyak mengkonsumsi susu dan produk turunannya memiliki resiko keropos tulang yang lebih rendah.  Prof. Karl MichaĆ«lsson menduga hal ini erat kaitannya dengan keberadaan gula dalam susu.  Karena hasil penelitian pada hewan menunjukkan gula mempercepat proses penuaan.

Disarankan agar setiap orang terus mengonsumsi diet seimbang dan beragam dari berbagai kelompok pangan yang selama ini dianjurkan, termasuk konsumsi susu.
Alamat Jurnalnya :

http://www.bmj.com/content/bmj/349/bmj.g6015.full.pdf

Sunday, October 26, 2014

Mengapa tidak boleh minum ketika sedang makan

 Semua orang menyadari bahwa air sangat penting untuk kehidupan.  Kekurangan cairan akan mengakibatkan dehidrasi. Untuk menghindari dehidrasi setiap orang dianjurkan minum lebih banyak.  Tetapi minum air ketika sedang makan bukanlah waktu yang tepat.  Mengapa demkian? Karena akan berdampak buruk terhadap pencernaan makanan.

Ketika kita mengunyah makanan, tubuh kita membuat enzim atau cairan cerna yang membantu memecah makanan agar masuk kedalam usus dan diserap kedalam tubuh.  Jika kita minum air saat sedang makan, maka air tesebut akan melarutkan “cairan cerna” sehingga berkurang keasamannya atau daya cernanya, dan hal ini akan mengganggu proses pencernaan makanan.

Pada orang-orang tua (diatas 40 tahun) biasanya asam lambung atau HCl biasanya kurang kuat dibandingkan dengan orang yang masih muda (usia 18-20 tahun). Rendahnya atau ketiadaan asam lambung ini dikenal dengan hipokloridria.  Hipokloridria menyebabkan berbagai masalah pencernaan.  Lambung membutuhkan lingkungan asam karena berbagai alasan berikut :

·         Asam dibutuhkan untuk pencernaan protein.
·         Asam dibutuhkan agar lambung dapat dikosongkan secara tepat, dan kegagalan pengosongan lambung dapat menyebabkan penyakit refluks gastroesofagus.
·         Asam dibutuhkan untuk mensterilisasi lambung dan membunuh bakteri atau ragi yang masuk lambung
·         Lingkungan asam dibutuhkan untuk penyerapan zat gizi mikro (micronutrients) tertentu, terutama ion-ion valensi dua dan valensi tiga seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), zinc (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), selenium (Se), boron dan sebagainya.

Hati-hati juga dengan diet cola yang mengandung asam fosfat yang dapat mengganggu keasaman lambung, serta juga mengganggu metabolisme kalsium dan kesehatan tulang apabila diminum dalam jumlah banyak.

Dampak negatif minum saat sedang makan
1.       Kegagalan mencerna makanan secara tepat, terutama menyebabkan gangguan penyerapan protein.
2.       Kegagalan menyerap mineral mikro. Mineral mikro sangat penting untuk fungsi tubuh normal.  Jika mineral intidak ada, maka proses biokimia tubuh akan terganggu atau melambat, organ-organ juga melambat, dan terjadi proses penuaan yang lebih cepat.  Sehingga orang akan mudah terkena penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, dan penyakit neuro-degeneratif.
3.       Kegagaan mensterilkan lambung.  Hal ini akan membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit infeksi usus, seperti gastro-enteritis dan kemungkinan juga enterovirus, seperti  Epstein-Barr virus, Coxsackie virus, Echo virus dan lain-lain.
4.       Gangguan penyerapan vitamin B12.  Seperti diketahui lambung harus dalam suasana asam agar dapat menyerap vitamin B12

Dampak negatif pangan yang tidak tercerna tersebut akhirnya akan menyebabkan refluks asam, nyeri  ulu hati (heartburn), dan juga menyebabkan membanjirnya insulin darah sama pengaruhnya seperti kita makan pangan indeks glikemik tinggi.

Akhir-akhir ini banyak orang minum air lebih banyak dengan harapan meningkatkan metabolisme, sehingga dapat menurunkan berat badan.  Tentu saja hal itu benar.  Tetapi minum air yang banyak saat sedang makan tidak akan membantu memacu metabolisme dan menurunkan berat badan.

 Karena itu cobalah berhenti minum sebelum makan dan kita harus menunggu 30 menit setelah makan untuk memulai minum kembali.  Kita masih boleh minum sedikit demi sedikit sebelum dan setelah makan, tetapi tidak dianjurkan minum segelas penuh air pada saat makan karena hal ini akan menyebabkan masalah-masalah metabolisme dan pencernaan.


Friday, October 24, 2014

Lassi Mangga

Lassi  merupakan minuman dingin tradisional berbahan dasar yogurt yang berasal dari India, Banglades, dan Pakistan. Lassi biasanya dibuat dan diminum sebelum makan, tetapi minuman ini juga bisa dijadikan snack bergizi yang menyegarkan.  Ketika mangga sedang melimpah seperti sekarang ini biasanya bosan makan buah mangga segar, meskipun cara ini (whole food) sangat menyehatkan.  Untuk mengurangi kebosanan bisa dicoba membuat Lassi mangga.

Dengan minum minuman berbahan dasar mangga akan didapatkan manfaat yang sangat banyak, karena mangga kaya akan manfaat.  Diantara manfaat mangga adalah mencegah kanker, memperbaiki penglihatan, tinggi kandungan Cu, memperbaiki kehidupan seks, meningkatkan basa, memperbaiki pencernaan, menurunkan kolesterol, serta memperbaiki memori dan konsentrasi.



Resep ini dapat dibuat menjadi 4 ½ sajian.  Setiap sajian menyuplai sekitar 85 kkal, 4 g protein, 17 g karbohidrat, 0 g lemak, 3,7 g serat, 130 mg kalsium, dan 14 mg vitamin C.

Bahan-bahan:
1 buah mangga matang
1 gelas yogurt-tanpa lemak rasa plain
1 sendok makan gula
6 potong (kubus) es batu

Cara membuat :
1.       Cuci dan kupas buah mangga.  Ambil daging buahnya, dan buang kulit dan bijinya.
2.       Potong- potong daging mangga dan masukkan dalam blender.
3.       Tambahkan yogurt, gula, es batu kedalam blender.
4.       Blender bahan-bahan tersebut sampai halus.
5.       Sajikan segera atau simpan dalam refregerator sampai 24 jam.


Tuesday, October 21, 2014

Sepuluh konsep utama gizi untuk hidup sehat

      Konsep utama gizi untuk hidup sehat  ini sangat penting dalam memahami gizi dan peranan zat-zat gizi bagi kesehatan.  Konsep ini juga berguna dalam memahami dan memilih makanan yang harus dikonsumsi sehari-hari agar selalu sehat.
1.   Pada umumnya berbagai jenis pangan yang terdapat secara alami merupakan campuran zat-zat gizi.
Dalam pangan sangat jarang hanya mengandung satu jenis zat gizi.  Biasanya makanan mengandung berbagai jenis zat gizi, bahkan dalam makanan yang manis sekalipun kandungannya tidak hanya gula tetapi ada juga zat gizi lainnya.  Madu misalnya, tidak hanya mengandung gula melainkan juga mengandung misalnya mineral dan lainnya.  Nasi mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
2.     Berimbang dan beragam membantu memastikan kecukupan gizi dari menu makanan.
Tidak ada pangan alami yang “sempurna” yang mengandung zat-zat gizi dalam jumlah yang dibutuhkan tubuh, kecuali Air Susu Ibu.  Karena itu untuk memastikan zat gizi yang cukup dari diet kita sehari-hari, maka pilih diet yang beragam yang mengandung pangan dari setiap kelompok pangan, sayur, buah, lauk-pauk, makanan pokok (nasi, roti, singkong, ubi jalar, dll), serta susu dan produk susu. Kemudian pilih beragam pangan dari setiap kelompok pangan.  Untuk membuat perencanaan menu yang lebih menarik, dan hidangan yang lebih menarik dan seru, maka cobalah pangan-pangan baru yang tidak familiar serta resep-resep baru sebagai menu sehari-hari.
3.    Tidak ada pangan yang baik (“good”) atau yang buruk (“bad”).
Semua pangan mengandung zat gizi sendiri-sendiri.  Jangan berpikir makanan tertentu ‘baik’ dan yang lain ‘buruk’ bagi tubuh Anda.  Yang perlu diperhatikan pilih pangan yang padat zat gizi (nutrient-dense food), dan kurangi pangan yang mengandung energi (kalori) tinggi (energy density-food) tetapi kosong zat gizi lainnya.  Fokus pada pangan yang padat zat gizi tentu saja akan memperbaiki mutu gizi diet.  Pangan yang buruk sebenarnya adalah pangan yang mengandung racun (termasuk pestisida, logam berat, bahan tambahan makanan yang berbahaya, dll).  Karena itu hindari pangan yang berbahaya tersebut.
4.     Nikmati makan semua makanan secukupnya saja.
Konsep makan secukupnya (moderation) artinya memperoleh zat-zat gizi yang cukup dari makanan , dengan prinsip menghindari jumlah yang berlebihan, dan menyeimbangkan asupan energi dengan pengeluaran energi, terutama melalui aktifitas fisik.  Hal yang bisa dilakukan adalah memilih pangan yang padat zat gizi dan mengurangi ukuran porsi atau takaran saji.
5.     Untuk setiap zat gizi, ada kisaran asupan yang aman.
Makan beragam makanan yang padat zat gizi akan menjamin jumlah zat gizi yang cukup dan aman.  Dosis fisiologi suatu zat gizi adalah jumlah yang berada dalam kisaran asupan yang aman dan membuat tubuh berfungsi secara optimal.  Mengonsumsi makanan kurang dari dosis fisiologi akan menyebabkan kekurangan gizi.  Mengonsumsi suplemen zat gizi secara berlebihan akan berdampak buruk terhadap fungsi-fungsi tubuh.  Karena itu upayanya kebutuhan gizi hanya dipenuhi dari makanan sehari-hari.
6.     Makanan merupakan sumber terbaik zat-zat gizi dan fitokimia.
Cara paling alami dan ekonomis memperoleh zat gizi dan fitokimia yang bermanfaat adalah dengan cara memilih makanan (diet) yang beragam dan didasarkan pada pangan utuh (whole food) dan pangan yang diproses (diolah) secara minimal.  Penting sekali untuk memahami bahwa suplemen gizi tidak mengandung segala hal yang dibutuhkan tubuh agar berfungsi optimal.  Karena itu pastikan zat gizi yang dibutuhkan tubuh didapatkan dari makanan utuh yang dikonsumsi sehari-hari.
7.     Tidak ada pendekatan “one size fits all” untuk perencanaan diet yang cukup gizinya.
Setiap orang memiliki kebutuhan gizi sendiri-sendiri.  Kebutuhan gizi anak-anak berbeda dengan orangtua, begitu pula kebutuhan gizi laki-laki berbeda dengan perempuan. Selera setiap orang juga tidak sama. Karena itu perencanaan menu harus dibuat khusus untuk setiap individu.
8.     Pangan dan zat gizi yang terkandung didalamnya tidak mengobati segala-galanya.
Meskipun penyakit defisiensi gizi, seperti skurvi, dapat diobati dengan memberi makanan yang mengandung vitamin C, tetapi tidak semua penyakit dapat diobatii dengan makanan.  Makanan hanyalah salah satu aspek yang penting untuk kesehatan.  Akhir-akhir ini berkembang pangan fungsional (atau nutrasetikal), beberapa penelitian menunjukkan dampak yang bermanfaat bagi penyakit tertentu.
9.     Gizi salah (malnutrition) termasuk kekurangan gizi dan kelebihan gizi.
Gizi salah (malnutrition) merupakan keadaan kesehatan seseorang yang diakibatkan oleh karena tubuh tidak mendapatkan asupan zat gizi secara tepat.  Setiap orang harus mengonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah cukup.  Apabila makanan dan minman yang dikonsumsi terlalu sedikit akan muncul penyaki defisiensi gizi, sebaliknya apabila dikonsumsi berlebihan akan muncul kelebihan gizi, seperti obesitas.
10.  Gizi merupakan ilmu yang dinamik.
Ilmuwan gizi selalu melakukan penelitian kaitan antara diet dengan kesehatan.  Karena itu pedoman gizi seimbang dan praktek bisa akan selalu direvisi disesuaikan dengan perkembangan ilmu gizi yang bersifat dinamis.
Sumber Bacaan :

 Wendy S.  2011.  Nutrition for healthy living.  Second Edition.  New Yok : McGraw-Hill.

Friday, October 17, 2014

FUNGSI MAKANAN

           Makanan didefinisikan sebagai segala sesuatu (bahan) yang dapat dimakan yang dapat berbentuk padat, cair atau semicair yang apabila ditelan, dicerna dan berasimilasi dalam tubuh akan memberikan manfaat bagi tubuh.  Makanan memiliki fungsi dalam kehidupan sehari-hari.  Tiga fungsi  makanan yang utama adalah :
1.      Fungsi fisiologi
2.      Fungsi sosial
3.      Fungsi psikologi

1.      Fungsi fisiologi
·         Memberikan energi
·         Membangun sel-sel dan jaringan baru
·         Memperbaiki jaringan tubuh
·         Mengatur proses-proses dalam tubuh
·         Melindungi tubuh melawan penyakit
2.      Fungsi sosial makanan
Ƙ  Fungsi gastronomi
            Manusia makan karena untuk  memenuhi kesenangannya.  Ciri  organoleptik menentukan makanan ditolak atau diterima oleh seseorang.
            Contoh: Orang Afrika menyenangi makanan yang dikunyah, seperti daging.
Ƙ  Fungsi arti budaya
            Makanan memberikan identitas budaya individu atau kelompok tertentu.
            Contoh:
§  Orang Islam tidak makan babi.
§  Suku bangsa Eskimo dinamai Eskimo, yaitu pemakan daging mentah, oleh suku bangsa tetangganya.
Ƙ  Fungsi religi dan magis
§  Selamatan menggunakan nasi tumpeng, bubur merah-putih, makanan upacara keagamaan di Bali, Jawa, dll.
§  Padi : sebagai lambang pemberian Dewi Sri.
Ƙ  Fungsi komunikasi
§  Makanan sebagai simbol keramahtamahan.
§  Upacara perkawinan : saling suap nasi, lambang penyerahan diri.
§  Membawa makanan pada calon mertua.
§  Makan bersama dengan rekan bisnis.
Ƙ  Fungsi pernyataan status ekonomi
§  Di Eropa roti putih memberi makna seorang konsumen memiliki kedudukan ekonomi tinggi.
§  Makan tiwul melambangkan status ekonomi rendah.
§  Makan daging melambangkan status sosial ekonomi tinggi.
Ƙ  Fungsi simbol kekuasaan dan kekuatan
§  Orang yang menguasai suplai pangan dapat menguasai masyarakat.
§  Bantuan pangan dari negara maju ke negara miskin.
§  Ayah sebagai pencari nafkah “harus diutamakan”.

3.      Fungsi psikologi makanan
·         Makanan memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional tertentu, termasuk rasa aman, cinta, dan perhatian.
·         Makanan digunakan untuk menyatakan perasaan perhatian khusus, persahabatan, pengakuan atau  hukuman

Wednesday, October 15, 2014

Kerugian Ekonomi Akibat Gizi Buruk

Perbaikan gizi berkontribusi terhadap meningkatnya produktivitas, pembangunan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan. Hal ini terjadi melalui peningkatan kemampuan kapasitas aktifitas fisik, peningkatan kemampuan kognitif, performa belajar dan penurunan angka kesakitan dan angka kematian. Gizi buruk jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan lingkaran setan antara kemiskinan dan gizi buruk melalui tiga mekanisme: penurunan produktifitas kerja, kehilangan tidak langsung akibat penurunan kemampuan kognitif dan tingginya biaya kesehatan.

Gizi buruk berkontribusi terhadap 60% angka kematian pada anak dan  anak yang memiliki berat badan rendah memiliki resiko kematian dua kali lebih besar dibandingkan anak yang bergizi baik. Bayi yang lahir degan berat badan rendah atau BBLR (<`2,5 Kg) memiliki resiko kematian 2-10 kali lebih besar dibanding bayi normal. Di masa dewasanya mereka juga memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita penyakit degeneratif seperti diabetes melitus dan penyakit kardiovaskuler.

Gizi buruk juga berpengaruh nyata terhadap penurunan fungsi kognitif. Laporan Bank Dunia 2006 menyebutkan bahwa BBLR berpengaruh terhadap penurunan IQ sebesar 5 poin. Anak yang pendek (stunting) cenderung memiliki IQ lebih rendah sebesar 5 hingga 11 poin. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) menurunkan IQ sebesar 10-15 poin. Anemia gizi besi (AGB) secara konsisten menurunkan IQ sebesar 8 poin. Anak yang memiliki riwayat gizi buruk semasa kecilnya terbukti memiliki kemampuan kognitif yang rendah, fungsi motorik yang rendah dan mereka memiliki tingkat konsentrasi yang rendah pula. Kemampuan kognitif tersebut di atas berpengaruh terhadap kemampuan kognitif di masa dewasa mereka dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kemampuan untuk mencari penghasilan

Resiko ekonomi mengabaikan gizi buruk

Biaya akibat gizi buruk di negara berkembang menelan biaya jutaan dolar setiap tahunnya.  Laporan Bank Dunia 2006 juga menyebutkan bahwa kerugian financial akibat gizi buruk sangat tinggi. Pada level negara, India sebagai contoh;  kerugian yang timbul akibat kehilangan produktivitas akibat gizi buruk sebesar 2,95 % dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut. Kerugian akibat defisiensi gizi mikro saja mengakibatkan kerugian sebesar US $ 2,5 juta per tahunnya atau sekitar 0,4 persen dari PDB negara yang bersangkutan.

Anak yang berstatus gizi buruk memerlukan pelayanan kesehatan yang lebih khusus (memerlukan perhatian lebih) dan memerlukan biaya yang lebih besar di banding anak yang berstatus gizi baik. Anak yang bergizi buruk juga memiliki prestasi sekolah yang lebih buruk dan cenderung lebih sering tidak naik kelas dibanding anak yang bergizi baik, hal ini pada akhirnya juga akan meningkatkan pengeluaran untuk biaya pendidikan.

Rasio manfaat-biaya program Gizi

Program perbaikan gizi sangat menguntungkan secara ekonomi, manfaat yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Behrman, Alderman, dan Hoddinott (2004) menunjukkan bahwa hasil atau manfaat yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk program perbaikan gizi. Perhitungan manfaat tersebut diperoleh melalui asumsi terhadap penurunan angka kematian, penurunan biaya kesehatan, dan meningkatnya produktivitas serta manfaat-manfaat lainnya. Sebagai contoh untuk setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan untuk program promosi ASI ekslusif di rumah sakit menghasilkan manfaaat sebesar 5-67 rupiah. Manfaat untuk program lainnya bisa di lihat pada tabel berikut.
  

Tabel.  Rasio manfaat-biaya program intervensi gizi

Program intervensi
Manfaat-biaya
Promosi ASI di rumah sakit
5-67
Pelayanan keehatan anak terpadu
9-16
Suplementasi Yodium pada wanita
15-520
Suplementasi Vitamin A pada anak < 6 tahun
4-43
Fortifikasi zat besi (per kapita)
176-200
Suplementasi zat besi (per wanita hamil)
6-14

Sumber :  Behrman, Alderman, dan Hoddinott (2004)

Keadaan gizi dan gangguan kesehatan

           Dapatkah makanan kita mempengaruhi resiko berkembangnya penyakit? Jawabannya tergantung pada jenis penyakitnya. Dua jenis penyakit yang banyak diderita orang diseluruh dunia adalah penyakit infeksi dan penyakit tidak menular kronis (degeneratif).  Penyakit infeksi seperti tuberkolosa, penyakit hati, pnemonia, dan diare merupakan merupakan penyakit yang banyak diderita oleh penduduk Indonesia.  Penyakit-penyakit ini dapat menurunkan umur harapan hidup orang Indonesia. Adanya vaksin dan antibiotik jauh mengurangi insiden penyakit-penyakit tersebut dibandingkan dengan keadaan-keadaan sebelumnya.  Saat ini kita dihadapkan pada munculnya penyakit infeksi baru, yaitu H1N1 yang pada awalnya dikenal dengan flu burung, Ebola, MERS dan AIDS serta adanya resistensi tuberkolosa dan penyakit yang bersumber dari makanan (seperti tifoid dan diare) yang resinten (kebal) terhadap obat antibiotik.  Meskipun ilmuwan sudah bekerja keras untuk mengembangkan obat-obatan baru, pemerintah tetap harus memperkuat sistem respon kedaruratan dan melindungi makanan dan suplai air bersih agar masyarakat terhindar dari resiko serangan penyakit tersebut.
            Setiap orang juga dapat melindungi dirinya sendiri.  Setiap orang dapat melawan jutaan mikroba setiap hari yang sebagiannya merupakan penyebab penyakit.  Meskipun gizi tidak dapat secara langsung mencegah atau mengobati penyakit, gizi dapat memperkuat atau memperlemah sistem pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit.  Gizi yang baik dapat membantu memperkuat pertahanan tubuh, sebaliknya gizi yang buruk dapat memperlemah pertahanan tubuh melawan penyakit.
            Tanpa kita sadari, sistem imun (kekebalan) tubuh secara terus menerus melawan ribuan serangan mikroorganisme dan sel kanker.  Jika sistem imun tubuh menurun, maka tubuh mudah diserang penyakit.  Sistem imun tubuh yang bergizi baik memberikan perlindungan terbaik karena alasan berikut :
1.      Asupan berbagai vitamin dan mineral yang defisien berkaitan dengan gangguan resistensi penyakit.
2.      Jaringan imun merupakan yang pertama kali diganggu apabila terjadi kekurangan gizi.
3.      Beberapa defisiensi gizi dalam waktu singkat sangat berbahaya bagi imunitas dibandingkan dengan hal lainnya.  Kecepatan dampaknya dipengaruhi oleh apakah zat-zat gizi lain dapat melakukan tugas-tugas metabolik dengan adanya defisiensi zat gizi tertentu, seberapa berat defisiensi gizinya, dan apakah infeksi sudah muncul, serta umur seseorang.
            Pada saat ini dikenal istilah immunonutrition (gizi imun) yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh zat-zat gizi terhadap fungsi sistem imun, khususnya berkenaan dengan terapi gizi medik.  Defisiensi atau toksisitas zat-zat gizi berikut ini dapat mengganggu imunitas, yaitu protein, energi, vitamin A, vitamin E, vitamin D, vitamin C, vitamin B, folat, besi, seng,copper,dan magnesium.  Defisiensi atau toksisitas hanya salah satu zat gizi dapat memperlemah sistem imun.  Sebagai contoh, defisiensi vitamin A memperlemah membran saluran cerna dan kulit tubuh. Defisiensi vitamin C memperlemah daya bunuh sel darah putih.  Terlalu rendah vitamin E dapat mengganggu imunitas, terutama melalui perannya sebagai antioksidan. Kekurangan seng (Zn) mengganggu imunitas melalui penurunan jumlah sel darah putih, dan kelebihan seng (Zn) mengganggu respon imun. Menu makanan yang seimbang dapat mendukung pertahanan sistem imun.
            Apabila orang mengalami kekurangan gizi, maka selanjutnya kekurangan gizi tersebut akan memperburuk keadaan penyakit, dan sebaliknya penyakit tersebut akan memperburuk keadaan kurang gizi.
            Apakah gangguan gizi hanya akibat kekurangan gizi?  Tentu saja tidak.  Gangguan gizi dapat pula diakibatkan karena kelebihan gizi, misalnya obesitas (kegemukan).  Penyakit akibat kelebihan gizi banyak terdapat di negara-negara yang sudah maju; di daerah perkotaan di Indonesia juga masih banyak dijumpai masalah ini, terutama pada masyarakat berpenghasilan tinggi.
            Kelebihan gizi ternyata juga diketahui berhubungan erat (atau merupakan faktor resiko) dengan munculnya penyakit- penyakit degeneratif (penyakit tidak menular kronis), seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes, kanker.  Penderita penyakit degeneratif ini di Indonesia semakin banyak.  Laporan Riset Kesehatan Dasar 2013 (Kemenkes, 2014) menunjukkan penyakit  tidak menular kronis semakin meningkat dan semakin mendominasi penyebab kematian.  Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat dan perubahan gaya hidup dan konsumsi makanan.
            Konsekuensi kesehatan yang diakibatkan oleh berbagai keadaan gizi disajikan pada tabel dibawah ini.
Keadaan Gizi
Konsekuensi kesehatan, Outcome
Gizi optimum
Seseorang yang tahan pangan dengan menu ang cukup, seimbang, dan bijaksana
Sehat, afiat, perkembangan normal, mutu hidup tinggi
Kurang gizi (Undernutrition): lapar
Seseorang yang rawan pangan yang hidup dalam kemiskinan, ketidaktahuan (pendidikan rendah), lingkungan politik yang tidak stabil, masyarakat yang kacau, peperangan
• Penurunan perkembanan fisik dan mental
• Pnurunan sistem kekebalan tubuh
• Peningkatan penyakit infeksi
• Lingkaran setan kurang gizi, gangguan tumbuh kembang, kemiskinan
Kelebihan gizi (Overnutrition)
Asupan makanan yang berlebihan, khususnya zat gizi makro, ditambah dengan keadaan:
• kurang aktivitas fisik
• merokok, stres, minum minuman alkohol
Obesitas, sindrom metabolik, penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus tipe 2, kanker: penyakit tidak menular kronis, yang seringkali dicirikan oleh kelebihan gizi makro dan kekurangan gizi mikro
Gizi salah (Malnutrition)
Transisi gizi: Individu atau masyarakat yang sebelumnya mengalami rawan pangan → kemudian dihadapkan dengan keberlimpahan makanan yang enak-enak → Beberapa orang mengalami kekurangan gizi atau kelaparan (undernourished), sebagian yang lainnya terlalu banyak zat gizi makro dan terlalu sedikit zat gizi mikro
Beban ganda masalah penyakit infeksi dan penyakit tidak menular kronis, yang seringkali dicirikan oleh kelebihan gizi makro dan kekurangan gizi mikro
Sumber : Gibney, et al., (2009).  Introduction to Human Nutrition, second edition. Wiley-Blackwell.