Laman

Saturday, April 6, 2013

Suplemen makanan sebagai alat bantu ergogenik gizi



Hadi Riyadi
             Ketersediaan dan penggunaan suplemen sebagai ergogenic aids telah meningkat secara dramatis pada dekade terakhir ini. Beberapa survei mengindikasikan : rata-rata 50 persen dari populasi umum, 76 persen atlet, dan 100 persen binaragawan mengonsumsi suplemen (McKinley Health Center 2007).  Kalau dilihat dari nilai ekonomi ternyata sangat besar, bisa mencapai ratusan trilyun setiap tahun.
            Alat bantu ergogenik gizi (nutritional ergogenic aids) merupakan  zat / substansi yang dikonsumsi seseorang yang mampu memberikan peningkatan pada kapasitas performan olahraga.  Zat ini dapat berupa gizi utama tubuh kita, seperti air, karbohidrat, protein, vitamin, mineral,  ekstrak bahan pangan atau kandungan zat tertentu dalam bahan makanan seperti kreatin (terdapat pada ikan & daging) atau kafein (terdapat pada kopi, teh & cokelat).
            Alat bantu ergogenik gizi dipersepsikan dalam banyak hal. Sinonimnya bisa “sports nutrition,” “sports supplements,” “sports drinks,” “performance enhancers,” “anabolics,” “weight loss aids,” “hydration drinks,” dll.
            Secara komprehensif, definisi alat bantu ergogenik gizi adalah manipulasi makanan untuk memperbaiki performan fisik dan olahraga.  Dengan manipulasi ini diharapkan performan seorang atlet akan terdongkrak.
            Manipulation  makanan mencakup 3 upaya utama berikut:
1.      Perubahan pilihan makanan.
2.      Penambahan (pemberian) gizi makro untuk penggunaan khusus dalam olahraga dan exercise.
3.      Penambahan (pemberian) gizi mikro untuk penggunaan khusus dalam olahraga dan exercise
Apa yang dimaksud suplemen makanan?
            Yang dimaksud dengan suplemen makanan dapat kita perhatikan dari kriteria berikut :
1.      Produk yang lain dari tembakau yang diberikan pada seseorang melalui mulut serta mengandung bahan/zat makanan.
2.      Dikategorikan sebagai pangan; bukan obat atau bahan tambahan makanan (food additives).
3.      Tidak disajikan sebagai pangan konvensional atau makanan (meal).
4.      Harus dilabel sebagai supleman makanan  (dietary supplement).
Apa tipe/jenis suplemen?
            Ada beberapa jenis suplemen yang biasa kita temukan di pasaran.  Jenis-jenis suplemen tersebut adalah :
·         Vitamin.
·         Mineral
·         Botanicals (dari tanaman)
·         Suplemen gizi olahraga
·         Produk manajemen berat badan (misal penurun berat badan)
·         Suplemen khusus
Bagaimana bentuk suplemen ?
            Bentuk suplemen bermacam-macam.  Berikut adalah beberapa bentuk suplemen gizi :
·         Kapsul
·         Gel
·         Gelcap
·         Tablet
·         Cairan (seperti obat cair)
·         Tepung
·         Bar
·         Minuman (beverage).
Mengapa orang mengkonsumsi suplemen?
            Kalau asupan makanan kita sudah memenuhi kebutuhan gizi kita maka kita sebenarnya tidak perlu mengkonsumsi suplemen. Yang paling baik adalah memenuhi kebutuhan gizi kita dari makanan alami yang menyehatkan.
            Paling sedikit ada tiga alasan orang mengkonsumsi suplemen.  Ketiga alasan tersebut adalah :
1.      Sebagai kompensasi bagi menu makanan yang tidak cukup gizinya.
2.      Untuk memenuhi kebutuhan izi yang tidak biasa (misal kebutuhan izinya lebih tinggi).
3.      Untuk memperbaiki/meningkatkan performan.
Apa yang sebaiknya kita lakukan?
                  Sebagai konsumen kita harus berhati-hati dan bijak dalam memilih suplemen apa yang kita perlukan.  Berikut ini panduan agar kita bijak dalam memilih suplemen :
·         Carilah suplemen yang sudah terdaftar di Badan POM.
·         Bertanya pada ahli (dokter olahraga, ahli gizi, dokter gizi) yang banyak mengetahui tentang gizi dan suplemen.
·         Mencari informasi dalam artikel/tulisan, tapi ingat kita harus berhati-hati terhadap artikel atau publikasi yang dibiayai oleh pengusaha atau pabrik dari suplemen.
·         Menentukan reputasi dari pengusaha, industri atau pabrik yang memproduksi suplemen tersebut.
·         Mencatat segala efek samping yang berhubungan dengan suplemen.
·         Perhatikan apakah ada zat atau substansi yang ilegal (misal hormon yang dilarang oleh komisi olimpiade) pada suplemen tersebut.
·         Apakah suplemen yang kita pilih mempunyai efek yang mengganggu/sebaliknya terhadap obat atau suplemen lainnya yang kita konsumsi.

No comments: