Laman

Tuesday, September 23, 2008

Berburu Paus di Lamalera


Saya mendapatkan pengalaman yang nggak pernah terlupakan ketika pertama kali melihat masyarakat Lamalera di Pulau Lembata, NTT berburu ikan paus. Pada saat itu saya melihat mereka mendapatkan dua ekor paus. Mereka biasanya berburu ikan paus pada bulan Juli sampai November. Mereka hidup bersuku-suku dan setiap suku mempunyai perahu-perahu yang digunakan untuk berburu. Perburuan dimulai ketika seekor paus lewat di perairan dekat desa mereka. Orang yang melihat paus tersebut, baik anak-anak atau dewasa, langsung berseru memanggil masyarakat sekitar. Kontan saja masyarakat berduyun-duyun menurunkan perahunya ke laut dan mengejar paus tersebut. Pengejaran bisa berlangsung lama. Ketika salah satui perahu sudah mendekati paus, seseorang diperahu yang berperan sebagai eksekutor langsung mengarahkan tombaknya yang terhubung dengan seutas tali ke tubuh paus, dengan cara melompat, dan begitu mata tombak sudah menancap di tubuh paus dia harus langsung melepas gulungan tali yang menggantung dilengannya. Kalau terlambat melepas gulungan tali, maka bisa berakibat fatal, biasanya lengannya jadi putus ditarik oleh paus. Setelah tombak menancap pada paus, biasanya perahu ditarik oleh paus ke dalam laut, sehingga pemburu yang ada di perahu tersebut harus segera menceburkan dirinya ke laut dan naik ke perahu lainnya. Setelah itu mereka menunggu perahu yang di tarik paus timbul ke permukaan karena paus sudah mulai lemah, ini bisa memakan waktu beberapa jam. Agar paus cepat lemah, mereka harus sering menusuk-nusuk tubuh paus agar darahnya cepat dan banyak keluar. Kalau paus sudah lemah, paus tersebut beramai-ramai ditarik ke pantai. Di pantai masyarakat sudah menunggu untuk menguliti dan memotong-motong daging paus. Semua masyarakat akan mendapatkan bagian. Bagian terbesar tentunta ada pada pemburu yang berhasil menangkap paus dan pemilik perahu. selain dikonsumsi, paus tersebut juga di barter dengan makanan lain di pasar desa. Daging paus biasanya di buat dendeng.

Desa Lamalera dapat ditempuh selama 5-6 jam dengan menggunakan mobil dari Lewaleba. Jalannya agak rusak, karena itu menurut saya lebih enak naik motor yang waktu tempuhnya lebih singkat, hanya 1,5 jam. Kabupaten Lembata, dengan ibukota Lewaleba, dapat ditempuh dengan menggunakan pesawat kecil (berpenumpang 48 orang) dari Kupang dengan waktu tempuh 35 menit.